Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menjelaskan ada banyak faktor yang membuat pasar modal belakangan ini begitu sepi. Pertama pada bulan Mei biasanya perusahaan manajer investasi mulai melakukan peralihan portofolionya dengan melakukan aksi jual.
"Untuk masa-masa sekarang bertepatan bulan Mei, yang mana musiman peralihan investasi. Jadi kebanyakan fund manajer profit taking," ujarnya kepada detikFinance, Senin (13/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Turun 62 Poin, IHSG Dibuka Negatif ke 6.235 |
Kedua, Ramadhan juga ikut punya andil dalam membuat sepinya perdagangan. Sebab hampir setiap tahunnya pasar modal Indonesia selalu sepi saat bulan puasa.
Menurut Lanjar, banyak investor lokal yang menjual portofolionya saat Ramadhan. Faktornya biasanya untuk THR dan karena adanya libur panjang.
"Biasanya menjelang libur sudah banyak yang profit taking. Tapi karena bertepatan dengan bulan Mei jadi mulai kelihatan yang profit taking dari awal bulan," ujarnya.
Selain itu, kondisi politik di Indonesia pasca pemilu juga ikut mempengaruhi. Investor asing lebih memilih menahan diri untuk menantikan hasil rekapitulasi KPU.
Belum lagi faktor eksternal seperti perang dagang AA vs China yang mulai memanas lagi. Hingga fundamental ekonomi RI yang datanya di bawah ekspektasi.
"Kemarin data transaksi berjalan itu defisitnya hanya turun US$ 2 miliar dari US$ 9 miliar ke US$ 7 miliar. Harapan pasar turun sampai US$ 5 miliar," ujarnya. (das/zlf)