"Ini keseriusan kita berswasembada daging sapi 2026, maka melalui introduksi dan pengembangan Belgian Blue agar terbentuk rumpun sapi baru Indonesia," jelas Ketut, dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5/2019).
Hal itu disampaikannya adalam acara Evaluasi Pengembangan Sapi Belgian Blue di Indonesia yang diselenggarakan di Bogor, pada 15-17 Mei 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ketut, strategi Kementan dalam mencapai swasembada daging sapi tahun 2026, yaitu dengan penyediaan dan pemanfaatan lahan untuk integrasi, penambahan indukan impor, peningkatan kelahiran dan peningkatan produktivitas (upsus siwab). Selain itu juga pembiayaan dan subsidi (KUR), penguatan kelembagaan (kawasan/korporasi), serta regulasi dan deregulasi.
"Kemandirian ekonomi menjadi salah satu Nawacita Pemerintah, dan ketersediaan pangan yang beragam, sehat, mudah dijangkau dan bernilai tinggi harus diwujudkan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Embrio Transfer (BET) Cipelang, Oloan Parlindungan menambahkan sampai saat ini terdapat anak BB murni hasil trasfer embrio (TE) sebanyak 97 ekor dan persilangan BB sebanyak 278 ekor yang berasal dari induk sapi jenis lain yakni FH, Simmental, Limousin, Angus, PO, Aceh, Madura, dan Wagyu.
"Anak hasil transfer embrio pertama yaitu Gatotkaca telah menghasilkan 1.614 straw semen beku yang merupakan waiting list semen untuk seluruh UPT yang ikut dalam program," kata Oloan.
Oloan menambahkan, pengembangan rumpun sapi baru di Indonesia dilaksanakan secara bertahap. Untuk itu pengembangan sapi BB pada saat ini dilakukan secara tertutup dan terkontrol di instansi yang ditunjuk dan memiliki sumber daya pakan dan tenaga ahli yang mencukupi.
Setidaknya terdapat 12 unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Kementan yang dalam pelaksanaannya didampingi pakar pendamping dari berbagai perguruan tinggi dan praktisi.
Oloan menilai Belgian Blue menjadi pilihan pemerintah untuk pengembangan, mengingat sapi ini punya karakteristik unggul, yaitu memiliki otot ganda (double muscle), temperamen jinak dan mudah dalam penanganan. Selain itu, sapi ini beranak pertama pada umur 23 bulan dan memiliki efisiensi pakan yang tinggi.
Adapun kualitas karkas sapi jenis ini sangat baik, yaitu persentase karkasnya tinggi mencapai 75- 80%. Selain itu, kualitas daging lembut dan rendah kolesterol Β± 45mg/100g, serta memiliki kandungan tinggi protein, Vit. B3, Vit. B12 dan zat besi.
"Sapi ini akan memberikan keuntungan dan menyejahterakan peternak di masa yang akan datang. Ini akan menjawab tantangan penyediaan protein hewani yang berkualitas dan mencukupi," tutupnya. (idr/eds)