Tingkat Hunian Hotel Anjlok, Harga Tiket Pesawat Jadi Keluhan

Tingkat Hunian Hotel Anjlok, Harga Tiket Pesawat Jadi Keluhan

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 10 Jun 2019 16:00 WIB
Foto: (Zulfan Ariansyah/d'Traveler)
Jakarta - Pengusaha hotel mengeluhkan harga tiket pesawat mahal menyebabkan bisnis sewa kamar lesu. Bahkan tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel turun 30% pada lebaran tahun ini dibandingkan lebaran tahun kemarin.

"Jadi masalah airline ticket (tiket pesawat) cukup serius semenjak duopoli (industri penerbangan)," kata Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran saat dihubungi detikFinance, Senin (10/6/2019).

Mahalnya tiket pesawat berdampak signifikan bagi pengusaha hotel yang berada di luar Pulau Jawa. Mahalnya biaya angkutan udara membuat kunjungan ke luar Pulau Jawa jadi berkurang. Otomatis penyewaan hotel juga turun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau Pulau Jawa mungkin tidak terlalu signifikan (pengaruh okupansi hotel), tapi yang paling terasa di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, daerah-daerah seperti NTT dan Papua," sebutnya.



"Jadi memang mereka (menuju daerah tertentu) harus melalui udara. Karena (kenaikan) harga tiket menjadi signifikan tentu pergerakan (orang) ini terjadi penurunan," jelasnya.

Dia pun tidak sepakat jika turunnya pengguna angkutan udara disebabkan banyak yang beralih ke moda transportasi darat. Menurutnya itu tidak sepenuhnya benar karena ada juga yang mengurungkan niatnya gara-gara tiket pesawat tak terjangkau.

"Banyak yang justru orang membatalkan perjalanan gitu lho. Kalau mereka berpikir daerah Jawa aja ya jelas (beralih ke moda transportasi darat). Tapi kan negara ini bukan Jawa saja," tambahnya.

(eds/eds)

Hide Ads