"Mengapa dipaksa peresmiannya ketika infrastrukturnya belum siap, operasional dan manajemennya juga belum siap dan juga hampir semuanya. Jadi kalau setiap proyek itu diteliti satu per satu pasti setiap habis peresmian itu ada sesuatu, ada hal di dalamnya yang merupakan 'oh ini sebenarnya belum siap diresmikan'," kata tim ekonomi, penelitian, dan pengembangan BPN Harryadin Mahardika kepada detikFinance, Senin (17/6/2019).
Harryadin mengatakan, kesiapan tol itu dapat dilihat setelah diresmikan. Menurut pihaknya, banyak proyek-proyek jalan tol dan infrastruktur lainnya yang telah diresmikan namun setelah itu masih ada perbaikan, atau pun proyek yang sudah diresmikan namun belum dioperasionalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, ia juga menyinggung langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam setiap peresmian jalan tol atau infrastruktur lainnya. Hal ini dianggap sebagai salah satu cara kampanye dari paslon 01 tersebut.
"Sebenarnya pada peresmian-peresmian kita melihat bahwa tidak ada kewajiban presiden untuk meresmikan proyek-proyek infrastruktur yang dibangun. Jadi kita bisa melihat, dulu jalan tol itu hanya diresmikan menteri. Kecuali dulu ya, jalan tol pertama diresmikan oleh Pak Soeharto. Tapi zaman SBY ya jalan tol, jembatan, ya menteri saja, atau gubernur, " katanya.
"Ini kan digunakan untuk meraih simpati dari pemilih. Karena tidak ada kewajiban presiden untuk meresmikan. Jadi ini sesuatu yang sengaja dilakukan," tambahnya.
Tonton video Survei SMRC: Pasca-Kerusuhan 22 Mei, Kepuasan Berdemokrasi Menurun:
(eds/eds)