-
Destry Damayanti telah disetujui oleh komisi XI DPR RI untuk menjadi deputi gubernur senior (DGS) Bank Indonesia (BI) untuk menggantikan Mirza Adityaswara yang habis masa jabatannya pada 25 Juli 2019 mendatang.
Rangkaian uji kelayakan dan kepatutan hanya dilakukan satu kali dan komisi XI meminta masukan dari lembaga terkait.
Ketua komisi XI Melchias Marcus Mekeng menjelaskan dari 10 fraksi ada 9 fraksi yang hadir dan seluruhnya menerima secara utuh Destry Damayanti.
"Proses kita itu tadi rapat internal dan masing-masing fraksi setuju. Dari 10 fraksi hadir 9 dan semuanya menerima," kata Mekeng di komisi XI, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Mekeng mengungkapkan alasan seluruh fraksi setuju karena Destry sudah memenuhi kriteria sebagai DGS.
Dia mengungkapkan dengan terpilihnya Destry sebagai DGS BI bisa mendorong perekonomian dan investasi serta memperdalam produk keuangan.
"Kita harap Bu Destry tidak jaga jarak dengan pasar dan perbankan BUKU I, II, III dan IV," jelas dia.
Sebelumnya Destry sudah menjalani rangkaian fit and proper test dengan komisi XI DPR RI pada Senin (1/7) lalu. Dalam rapat Destry mendapatkan banyak pertanyaan mulai dari visi misi, nilai tukar rupiah, Undang-undang lalu lintas devisa hingga perkembangan cryptocurrency.
Dalam paparannya, tema yang dibawa Destry adalah 'Menjadi Bank Sentral yang Adaptif dan Inovatif'. Menurutnya, saat ini bank sentral perlu bersikap inovatif dan adaptif dalam menghadapi kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas yang tinggi.
Destry sendiri bukanlah orang baru di sektor keuangan. Sebelum menjadi Anggota DK LPS, Destry pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Mandiri Institute dan Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK.
Ketua komisi XI Melchias Marcus Mekeng mengungkapkan ada beberapa pesan dan harapan untuk Destry. Dia mengharapkan Destry bisa turut membantu untuk mendorong perekonomian di dalam negeri.
Menurut dia saat Ini Indonesia membutuhkan investasi dari luar negeri. "Saat ini BI memiliki peranan besar untuk memperdalam produk keuangan, surat berharga hingga milik korporasi," kata Mekeng di komisi XI, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Dia mengatakan hal tersebut bisa dilakukan BI sebagai market maker. Sehingga orang-orang mau memasukkan uang ke Indonesia dalam bentuk foreign direct investment (FDI) atau portofolio investasi.
Mekeng menambahkan, Destry juga diharapkan tidak menjaga jarak dengan pasar. "Kita harap Bu Destry tidak jaga jarak dengan pasar dan perbankan BUKU I, II, III dan IV," jelas dia.
"Agar dia bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasar dan bisa melakukan komunikasi yang baik dengan perbankan BUKU I, II, III, IV sehingga bisa menyerap aspirasi dunia perbankan," sambungnya.
Kemudian terkait suku bunga acuan, BI harus merespons cepat dengan kebijakan agar tak terjadi capital outflow.
"Tapi kalo negara lain melakukan penurunan suku bunga sebaiknya kita melakukan hal yang sama," jelas dia.
Dia menambahkan, nantinya Destry diharapkan bisa bekerja out of the box jadi dia tidak hanya bekerja sebagai birokrat yang duduk di dalam kantor dan tidak melakukan kebijakan untuk memperdalam produk keuangan atau memperbaiki moneter di Indonesia.
Destry Damayanti merupakan lulusan Ilmu Ekonomi, Konsentrasi Uang dan Bank di Universitas Indonesia pada 1989. Kemudian dia melanjutkan jenjang pendidikan Master of Science, Field of Regional Science Cornell University, New York, USA dan selesai pada 1992.
Wanita berzodiak Sagitarius ini sekarang masih menjabat sebagai Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2015 lalu. Tugas Destry di LPS adalah merumuskan dan menetapkan kebijakan dan melakukan pengawasan dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana diatur dalam UU LPS.
Sebelum di LPS pada Mei 2011-September 2015 Destry menjabat sebagai Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk ia bertugas memberikan masukan kepada direksi dan komisaris terkait kondisi ekonomi, perbankan, industri regional dan pasar keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Tak hanya di keuangan dan perbankan,wanita kelahiran Jakarta tahun 1963 ini juga pernah menjadi Ketua Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada pemilihan 2015.
Destry juga pernah menjadi ketua Task Force Ketahanan Ekonomi BUMN. Ia juga pernah menduduki posisi Direktur Eksekutif Mandiri Institute, Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas, Peneliti dan Pengajar Lembaga Penyelidikan dan Ekonomi Masyarkat (LPEM-FEU).
Ibu dari 3 anak ini juga pernah menjadi penasehat ekonomi untuk duta besar Inggris di Indonesia. Periode 1997-2000 Destry menjadi ekonomi di Citibank N.A.
Dia juga pernah menjadi kepala Sub-Divisi Biro Analisa Keuangan Daerah, Badan Analisa Keuangan dan Moneter (BAKM) di Kementerian Keuangan.
Wanita yang hobi fotografi ini juga pernah menjadi asisten peneliti di Harvard Institute for International Development (HIID) pada periode Januari 1988-Agustus 1988.
Selain pekerjaan, Destry juga aktif dalam berorganisasi ini tercermin dari kegiatannya di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai ketua bidang pembiayaan sejak 2015 lalu.
Lalu Destry juga menjabat sebagai Ketua Umum Paguyuban MAS TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar).
Destry saat ini masih menjadi ketua umum Ikatan Iluni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (Iluni FEBUI).