Kementerian PUPR Beberkan Penyebab Beton Tol BORR Ambruk

Kementerian PUPR Beberkan Penyebab Beton Tol BORR Ambruk

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 17 Jul 2019 14:12 WIB
Foto: Farhan/detikcom
Jakarta - Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarif Burhanudin mengatakan alasan ambrolnya pembangunan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) sesi 3A bukan disebabkan oleh human error. Menurutnya, penyebabnya lantaran kurangnya pengawasan dalam proyek tersebut.

"Pengawasnya itu, lack of control. Kalau human error itu orang yang salah pasang, seperti itu lah. Ada orangnya yang mengawas, tapi menjadi lengah di satu sisi sehingga itu menjadi penyebabnya," kata Syarif di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/6/2029).

Maksudnya adalah, kesalahan ini bukan ada pada pekerja konstruksi. Namun, ada pada pengawasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Human error itu kadang-kadang diartikan sebagai pekerja yang lalai dalam bekerja. Tetapi ini dalam pengawasannya. Pekerja tetap bekerja sesuai perintah," ungkap Syarif.



Ia juga menegaskan, kesalahan ini bukan karena mengejar waktu penyelesaian.

"Bukan, bukan karena itu. Hanya lack of control," tegas Syarif.

Sementara Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto mengatakan, robohnya pembangunan tol BORR tersebut bukan masalah besar. Sehingga penyelesaiannya akan tetap pada waktunya, yakni Desember 2019.

"Dari sisi waktu kita masih on schedule. Nah, setelah kita evaluasi, suatu saat kita akan melakukan perbaikan manajemennya itu dengan model sidak," terang Sugiyartanto.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar Hendro Atmodjo mengatakan ambrolnya tiang beton proyek pembangunan Tol BORR sesi 3A disebabkan oleh human error. Hendro menyebut ada instrumen proyek yang tidak dipasang sesuai dengan spesifikasi oleh pihak pelaksana proyek dan disetujui oleh pihak konsultan.

"Penyebabnya murni human error. Di tiang kesepuluh ini ada satu long bean yang tidak dipasang. Ini metode pengerjaannya sama saja dengan tiang lain, bisa saja entah ini disengaja atau tidak, bisa saja entah tidak terlihat. Seharusnya (dipasang) dua long bean, tetapi dipasang hanya satu," kata Hendro kepada di Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/7) lalu.




(eds/eds)

Hide Ads