Pembangunan perusahaan tol yang terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut di Semarang itu ditandai dengan penandatanganan Akta Perjanjian Usaha Patungan (PUP) dan Akta Pendirian.
Melansir keterangan tertulis perusahaan, Jumat (9/8/2019), acara penandatanganan dilakukan oleh Direktur Strategi Korporasi & HCM PTPP M. Aprindy, Direktur Human Capital & Pengembangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Novel Arsyad dan Direktur PT Misi Mulia Metrical Hajjah Hasnaeni di Plaza PP, Wisma Subiyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tol Pertama Kalimantan Segera Beroperasi |
Perjanjian pendirian perusahaan patungan ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Konsorsium tanggal 18
Agustus 2018 dan keputusan pemenang lelang dalam surat Menteri PUPR No. PB.02.01-Mm/1347 tanggal 17 Juli 2019. Dengan penandatanganan Akta PUP dan Akta Pendirian badan usaha ini, tahap selanjutnya adalah penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Saham PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak sebanyak 65% dimiliki oleh PTPP, lalu Wijaya Karya memegang sebanyak 25% dan PT Misi Mulia Metrical sebanyak 10%. Perusahaan ini nantinya akan melaksanakan perencanaan, pengembangan, pembangunan dan pengelolaan Tol Semarang-Demak.
Tol Semarang-Demak merupakan satu dari 14 ruas tol Proyek Strategis Nasional (PSN) Perpres Nomor 56
Tahun 2018. Proyek tol sepanjang 27 km ini menelan biaya investasi Rp 5,6 triliun.
Proyek ini direncanakan juga berfungsi sebagai tanggul laut di pantai utara Kota Semarang, mulai dari wilayah Kaligawe hingga Kali Sayung di Kabupaten Demak, sehingga dapat menanggulangi banjir dan rob Kota Semarang sekaligus mengurai kemacetan Semarang-Demak.
Selain itu, PTPP juga baru mendapatkan proyek sebagai kontraktor untuk membangun pabrik peleburan nikel (nickel smelter) di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara milik PT Macika Mineral Industri akan membangun.
PTPP akan berperan sebagai kontraktor yang akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek. PTPP juga akan bekerjasama dengan perusahaan China dari sisi technology and machinery provider.
Pembangunan Smelter ini akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF) dengan total kapasitas daya 2x33 MVA dengan target produksi sebesar 120.000 ton setiap tahunnya dengan kadar minimum nikel 11%. Smelter ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2021.
(das/dna)