Menurutnya, banyak produk pertanian Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk diekspor ke negara Amerika Selatan dan Argentina tersebut karena sesuai dengan karakter wilayahnya seperti manggis, nanas, pisang, salak dan lain sebagainya.
"Termasuk kelapa sawit juga punya potensi yang cukup besar. Kita juga mencoba meningkatkan ekspor kelapa sawit kita ke Amerika Selatan, termasuk Argentina dan juga Chili, Karibia, juga produk pertanian lainnya termasuk yang paling berpotensi, yakni beras organik," ujarnya di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Dia menilai produk beras organik tersebut memiliki keunggulan tertentu, khususnya healthy product. Jadi beras organik juga bisa punya potensi masuk ke dalam konteks healthy products. Mengingat karakteristik penduduk di Amerika Selatan mereka sangat concern terhadap kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui program pelaksana diplomasi ekonomi kami siap untuk bersinergi dan mendukung upaya peningkatan ekspor produk-produk tanaman pangan ke manca negara juga untuk ekspor produk pertanian lainnya," tuturnya
Terlebih pada 10 Agustus lalu Indonesia telah menikmati penurunan tarif 0% ke pasar Chili yang merupakan satu negara yang menjadi mitra terbesar ketiga di wilayah Amerika Selatan setelah Brazil dan Argentina.
"Ini merupakan kesempatan eksportir Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke Amerika Latin khususnya ke Chili dan ini produk yang menikmati tarif 0% salah satunya adalah produk pertanian dan ini saya pikir suatu potensi yang cukup besar yang bisa dimanfaatkan para pengusaha atau eksportir ke mancanegara," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyambut baik sinergitas untuk mendukung peningkatan ekspor tanaman pangan Indonesia.
Menurutnya, pasar sekarang sudah berkembang pesat, selera produk konsumen juga sudah beraneka ragam untuk itu perlu dilakukan sebuah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pangan Indonesia.
"Pasar Amerika Latin dan Karibia adalah pasar tradisional dalam arti pasar yang masih belum maksimal dimanfaatkan oleh para pengusaha di Indonesia. Kami melihat banyak peluang yang bisa dimanfaatkan para pengusaha untuk melakukan ekspansi pasar tersebut dengan melihat situasi ekonomi dunia yang saat ini penuh ketidakpastian," jelasnya.
(ega/hns)