Benarkah Milenial Belum 'Melek' Asuransi?

Benarkah Milenial Belum 'Melek' Asuransi?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 18 Agu 2019 14:00 WIB
ilustrasi Asuransi Foto: shutterstock
Jakarta - Tak bisa lepas dari gadget dan suka dengan pengalaman baru, begitu sekiranya hal yang bisa menggambarkan kaum milenial. Mereka, rela mengeluarkan uang berapapun demi pengalaman.

Misalnya, travelling ke suatu tempat dan hasilnya diunggah di media sosial.

Hal itu pun kemudian memunculkan asumsi, jangan-jangan mereka tidak peduli dengan asuransi. Benarkah demikian?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo, Eddy Rizliyanto menilai, kepedulian milenial terhadap asuransi bisa dilihat dari literasi dan penetrasi keuangan terkait asuransi. Dia bilang, keduanya masih rendah sehingga perlu disosialisasikan.

Eddy menjelaskan, tingkat literasi baru 15%. Sementara, penetrasinya baru 8%.

"Literasi keuangan khususnya asuransi masih rendah. Lebih kurang 15% yang disebut literasi 15% kira-kira, dari 100 orang cuma 15 orang yang tahu asuransi. Kalau yang punya (asuransi) namanya penetrasi itu cuma 8%. Tapi bagi kami justru potensi, yang nggak tahu mau kita garap," katanya kepada detikFinance di kantornya, Jakarta, Rabu lalu (14/8/2019).

Soal milenial, dia menjelaskan, potensinya sangat besar. Dia menjelaskan, Indonesia akan mengalami bonus demografi di mana 70% penduduk Indonesia ialah kategori muda.

"Kalau kita cerita milenial, kita harus lihat lagi besaran bahwa di tahun 2020-2035 Indonesia mengalami bonus demografi, di mana di periode itu adalah puncak suatu generasi Indonesia memiliki 70% penduduk kategori muda. Muda itu menurut World Bank 15-64 (tahun)," ujarnya.


Kemudian, dia melanjutkan, generasi milenial merupakan bagian generasi milenial.

"Sementara kelompok milenial yang lahir 1980-1990 sampai 2000 itulah bagian 70%. Tapi mungkin kalau rinciannya saya nggak tahu persis di populasi, kemungkinan yang disebut milenial 40-50% dari 70% bonus demografi itu. Kami menyiapkan stratgi membuat korporasi dan ritel itu sama," ujarnya.


(dna/dna)

Hide Ads