Namun, patut diingat travelling juga punya risiko di jalan. Pertanyaannya, perlukah milenial mengurus asuransi saat travelling?
Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo, Eddy Rizliyanto menjelaskan, pada dasarnya saat ini perjalanan sudah dicover asuransi oleh PT Jasa Raharja (Persero) jika menggunakan kendaraan. Kemudian, oleh BPJS Ketenagakerjaan jika ada kaitannya dengan kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Benarkah Milenial Belum 'Melek' Asuransi? |
"Kemudian kalau misalkan pesawat kalau misalnya salah satu penumpang adalah pegawai otomatis dia mendapat coverage BPJS TK sebesar 48x kali gaji berarti ada dua perusahaan asuransi sosial itu otomatis dicover," sambungnya.
Kemudian, ada asuransi lain seperti milik Jasindo untuk melindungi masyarakat terkait jika terjadi insiden. Jadi, paling tidak 3 asuransi yang bisa dibayarkan ke korban melalui premi yang dibayar rutin itu.
Dia bilang, itu belum termasuk asuransi travel. Asuransi travel, lanjutnya, memberikan tambahan perlindungan.
"Travel insurance di luar itu lagi. Kalau misalnya si A dia menutup travel insurance di Jasindo, misalnya Rp 500 juta dengan uang mungkin Rp 50 ribu mungkin dalam satu hari atau dua hari maka akan ada 4 asuransi yang membayar korban," ujarnya.
Baca juga: Milenial Jadi Sasaran Perusahaan Asuransi |
Namun, patut diketahui, asuransi tidak hanya melindungi insiden besar seperti kecelakaan. Ada risiko lain yang perlu diperhatikan namun tak dilindungi asuransi, seperti, ketinggalan barang. Dia bilang, Jasindo sendiri menawarkan fasilitas perluasan berupa penanganan untuk barang tertinggal.
"Kalau travel insurance kehilangan kenyamanan misalnya bagasi ketinggalan itu ada perluasan tetentu. Kemudian amit-amit kita sakit kita ke Thailand, once kita punya travel insurance bisa di-handle untuk penanganan di rumah sakit. Kalau tadi sampai pesawat jatuh, kalau hal-hal kecilnya itu," jelasnya.
(dna/dna)