Hal tersebut membuat perekonomian dunia bergejolak, karena keduanya yang sama-sama memiliki kekuatan ekonomi besar mendeklarasikan perang dagang.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa meskipun perekonomian bergejolak, masih ada peluang keuntungan bagi Indonesia. Peluang yang pertama adalah relokasi pabrik dari China ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jokowi: Perang Dagang Makin Panas! |
"Pak Presiden menyampaikan harus liat dari sisi opportunities. Apa saja? Kita ambil mereka banyak sekali yang relokasi industrinya dan sekarang kita harus tangkap itu, karena tanpa itu kita tidak mungkin ada penambahan ekspor, bahkan penurunan iya," kata Enggar di Hotel Mulia, Senin (19/8/2019).
Selain itu, dari segi perdagangan, Indonesia juga memiliki segudang potensi komoditas yang bisa diekspor, mulai dari buah-buahan tropis, kelapa sawit, batu bara, nikel, bahkan hingga sarang burung walet.
"Apa sih yang mereka perlukan, buah-buahan tropis, sarang burung walet yang saat ini banyak ilegal. CPO (crude palm oil/kelapa sawit) juga tidak ada batasan di China, dan kemudian batu bara dan kemudian nikel itu mereka butuh besar sekali," ungkap Enggar.
Sarang burung walet sendiri sempat diributkan kedua negara, pasalnya banyak sarang burung walet yang masuk ke China dari Indonesia itu ilegal. Namun, kini menurut Enggar, pihaknya sudah komunikasi dengan kementerian di China untuk membantu mengawasi legalitas sarang burung walet.
"Soal burung walet legalnya hanya 70 ton. Saya sudah sampaikan ke menterinya, kita semua harus duduk dan legalize semuanya, dan dia setuju. Kemudian pemeriksaan juga dipermudah," kata Enggar.
(zlf/zlf)