Kartu Pra Kerja Bisa Tekan Pengangguran? Pengamat: Belum Tentu

Kartu Pra Kerja Bisa Tekan Pengangguran? Pengamat: Belum Tentu

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 21 Agu 2019 12:06 WIB
Ilustrasi Pencari Kerja/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Pemerintah berencana mengeluarkan program kartu pra kerja. Lewat program ini, para pencari kerja diberikan pelatihan dan kompetensi serta insentif untuk mencari kerja setelah pelatihan.

Rencananya, kartu pra kerja digunakan untuk menekan angka pengangguran. Namun, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyatakan bahwa kartu pra kerja belum tentu efektif menekan pengangguran

Menurutnya, permasalahan lain yang harus diperhatikan adalah penyerapan tenaga kerjanya. Dia menjelaskan pertumbuhan lapangan kerja justru melambat, khususnya di industri manufaktur yang seharusnya bisa menyerap banyak tenaga kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kartu pra kerja belum tentu efektif selesaikan masalah pengangguran. Sektor formal dalam kondisi yang melambat khususnya serapan tenaga kerja di manufaktur. Jadi saya ragu kesiapan dari sektor industri untuk serap peserta hasil training kartu pra kerja," kata Bhima kepada detikFinance, Rabu (21/8/2019).


Hal yang sama diungkapkan Pakar Ketenagakerjaan Aloysius Uwiyono, dia menilai meski sudah dilatih dalam program pra kerja, tenaga kerja belum tentu langsung dapat kerja. Salah satunya karena lapangan kerjanya belum tumbuh.

"Kalau pengangguran itu tergantung ya, kalau sudah dilatih malah nggak dapat kerjaan baru ya sama aja nggak tekan pengangguran juga. Bisa jadi karena lapangan kerjanya belum tumbuh," kata Aloysius.

Dia meminta agar pemerintah bisa lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi. Karena menurutnya, hal itu dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan sehingga lapangan kerja banyak terbuka.

"Itu kan tergantung pada pertumbuhan ekonomi kan, kalau pertumbuhan ekonomi tinggi banyak perusahaan berdiri dan butuh tenaga kerja maka akan terserap tenaga kerja. Kalau rendah, pertumbuhan perusahaannya kecil tentunya nggak bisa serap banyak tenaga kerja," kata Aloysous.


Kembali ke Bhima, hal lain yang membuat kartu pra kerja diperkirakan kurang efektif adalah peluang salah motivasi dari para angkatan kerja yang ikut program ini. Alih-alih menambah keterampilan untuk dapat kerja, justru mereka hanya mengincar insentif yang diberikan.

"Ini rawan salah sasaran karena motivasi peserta ikut training dalam program belum tentu untuk diterima bekerja, tapi ada insentif gaji yang ditawarkan pemerintah selama tiga bulan. Ini potensi menciptakan moral hazard," ungkap Bhima.


(ara/ara)

Hide Ads