Ada yang Lebih Penting dari Cetak Kartu Pra Kerja

Ada yang Lebih Penting dari Cetak Kartu Pra Kerja

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 21 Agu 2019 12:33 WIB
Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom
Jakarta - Pemerintah berencana mengeluarkan program kartu pra kerja, niatnya program ini digunakan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Pendaftar nantinya akan diberikan pelatihan dan kompetensi kerja.

Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira justru menilai sebelum menerbitkan kartu pra kerja, pemerintah diminta memperhatikan masalah kurangnya kompetensi tenaga kerja di Indonesia, yang masalahnya berada di dasar institusi pendidikan.

Menurutnya, institusi pendidikan belum bisa mencetak sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan pasar tenaga kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada problem yang lebih mendasar yaitu institusi pendidikan belum mampu menciptakan lulusan dengan skill yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Padahal skill missmatch justru dimulai dari pendidikan paling dasar yakni SD, dan SMP," jelas Bhima kepada detikFinance, Rabu (21/8/2019).


Bhima menyarankan agar pemerintah mengevaluasi total dana pendidikan yang memakan 20% APBN. Dia menyindir meski anggaran sudah besar digelontorkan, tetapi kualitas SDM Indonesia masih jauh dari Vietnam.

"Sebelum loncat ke kartu pekerja disarankan pemerintah melakukan evaluasi total dari pemanfaatan dana 20% pendidikan di APBN. Anggaran sudah besar tapi kualitas SDM masih tertinggal, bahkan dari Vietnam," tegas Bhima.


Menurutnya, kalau kartu pra kerja hanya bergerak di sektor hilir alias angkatan kerja yang sudah lulus sekolah saja tidak cukup. Dia mencontohkan, di Singapura saja demi mempersiapkan keahlian baru, siswa SD sudah diberi pelajaran coding.

"Di Singapura siswa SD sudah diajari kurikulum coding agar bisa mempersiapkan tren pekerjaan masa depan. Jadi kalau kartu pra kerja hanya bergerak di hilir saja tentu belum cukup," kata Bhima.


(dna/dna)

Hide Ads