Hal itu diungkapkannya saat memberikan jawaban atas pertanyaan anggota Komisi XI DPR dalam rapat kerja (raker) mengenai asumsi dasar makro ekonomi. Bambang bilang, realisasi angka kemiskinan per Maret 2019 sudah turun ke level 9,4%.
"Outlook kemiskinan meskipun masih lambat, tahun 2020 diperkirakan 8,7% di bawah 9% tapi memang tidak mencapai batas bawah 7,5%" kata Bambang di ruang rapat Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis (29/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, kata Kepala Bappenas ini, angka kemiskinan satu digit karena langsung berhadapan dengan masyarakat yang masuk dalam kategori ekstrem. Di mana, belum mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan, serta berada di daerah terpencil.
"Kalau sudah masuk single digit memang menjadi pelan, karena hidup di bawah kemiskinan yang ekstrem, karena tinggal di pedalaman, yang relatif terpencil kebanyakan 3T di mana mereka masih sulit mendapatkan akses kesehatan dan berusaha," tegas dia.
Oleh karena itu, untuk bisa menurunkan angka kemiskinan di tahun-tahu berikutnya maka diperlukan intervensi bersama mengenai penyelesaian masalah bagi masyarakat miskin yang berada jauh dari akses yang disediakan Pemerintah.
Mulai dari percepatan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran dan tepat waktu.
"Makanya dana desa dan transfer daerah lalu bansos terus didorong sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat, jadi memang dibutuhkan intervensi lintas sektor," ungkap dia.
(hek/fdl)