Direktur Utama TransJakarta Agung Wicaksono menjelaskan, pengujian dengan 16 ton galon air dilakukan karena pemerintah belum sepenuhnya memberikan perizinan.
"Memang Perpres sudah terbit, tapi kita liat juga peraturan-peraturan di bawahnya masih disiapkan supaya izinnya bisa keluar," kata Agung dalam acara 'Forum Perhubungan' yang diselenggarakan detikcom bersama Kementerian Perhubungan di Hotel Harris Vertue, Harmoni, Jakarta, Kamis (25/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang diperlukan adalah supaya kita punya STNK, dan STNK itu kita perlunya juga punya pelat kuning karena untuk angkutan umum. Saat ini, aturan-aturan itu mesti diselesaikan," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, aturan-aturan lain seperti penerapan tarif listrik juga harus disesuaikan agar biaya operasional menjadi lebih murah. Dia berharap akan ada insentif dari Kemenkeu untuk bea masuknya.
"Kalau memang kita mau mendorong bus listrik yang ramah lingkungan untuk mencegah macet ini bisa berjalan, maka bea masuknya kalau perlu dinolkan supaya bisa berjalan," tuturnya.
Agung optimistis bus listrik TransJakarta bisa mulai dioperasikan sebelum 2021. Pada 2020, TransJakarta menargetkan 10 unit bus listrik untuk mulai beroperasi.
"Kita tidak membatasi dari mana (10 unit bus ini). Tekankan, ini bukan soal China atau tidak. Kita lebigh tetapkan standar-standarnya supaya kualitas terjaga gimana," pungkasnya.
(prf/hns)