Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengaku sependapat dengan Jokowi. BI juga heran mengapa Indonesia kalah menarik dari Vietnam.
"Pak Presiden kan menjadi concern kenapa ada 33 perusahaan yang dari China pergi. Kenapa mereka pindah, kan untuk ngirimkan ke AS juga susah kan, kok nggak ada yang masuk ke RI," ujarnya di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (6/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang kemudian kita telusuri. Satu hal yang memang membuat mereka berat itu perizinan. Kalau misalnya masalah wilayah, tenaga kerja dan sebagainya itu kan sesuatu yang bisa diukur. Itu bisa ditempatkan ke dalam perhitungan mereka, visibility mereka. Tapi yang tak bisa diukur adalah perizinan, selesainya kapan, pembebasan lahan," terangnya.
Untuk mengantisipasi agar hal itu tidak terulang, menurut Destry seharusnya pemerintah bisa menawarkan kepada calon investor atas proyek-proyek yang sudah jalan.
Destry menjelaskan saat ini memang secara keseluruhan aliran dana asing yang masuk masih mencapai Rp 170 triliun. Tapi kebanyakan masuk ke pasar saham dan obligasi. Sementara ekonomi RI saat ini lebih butuh investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) memang
"Akan lebih bagus jika ini diimbangi masuknya FDI yang lebih besar," tutupnya.
(das/fdl)