Mebel hingga Sepatu Made in RI Bakal Serbu Pasar AS

Mebel hingga Sepatu Made in RI Bakal Serbu Pasar AS

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 13 Sep 2019 22:35 WIB
Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Pemerintah menggenjot ekspor ke Amerika Serikat (AS). Enam komoditas disiapkan untuk merambah pasar negeri Paman Sam.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah bertemu perwakilan pengusaha AS. Mereka membuka peluang untuk menjalin kerja sama ekspor ini.

Dia menuturkan, ekspor akan dilakukan bertahap mencakup sejumlah komoditas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah si Amerika itu melihat Indonesia itu punya peluang yang sangat besar sekali untuk ekspor barang-barangnya langsung ke Amerika. Ada tadi, sepatu, furnitur, garmen, ada tekstil, ada makanan. Itu 6 bulan pertama," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

"6 bulan ke dua itu nanti akan mulai masuk pada mobil. Mereka tadi tertarik sampai cepat banget, mungkin periode ketiga masuk kepada electrical, jadi mungkin lithium baterai karena mereka tahu kita lagi buat lithium. Jadi kita akan masuk nanti global supply chain," tambahnya.


Luhut menjelaskan, potensi ekspor ke Amerika Serikat (AS) mencapai US$ 200 miliar. Pihaknya menargetkan meraih 10-20% dari potensi pasar tersebut.

"Targetnya, sekarang kalau FDI (foreign direct investment) ini dari AS kan agak susah nih. Karena dia juga masih ngurusin dalam negeri. Tapi ekspor Industri yang keluar dari AS itu hampir US$ 200 miliar lebih. Nah kita mau cari target nih, bisa enggak 10 atau 20% itu kita pindahin ke Indonesia," paparnya.

Rencananya, Luhut bertolak ke AS meski tak menyebut kapan waktunya. Yang pasti, Luhut akan bertemu para petinggi perusahaan untuk meraih pasar AS ini.

"Terus saya ke Amerika nanti terus akan bicara dengan beberapa perusahaan-perusahaan head-nya," terangnya.


Besarnya potensi ekspor AS, Luhut mencontohkan jaringan hotel JW Marriott. Dia menyebut, JW Marriott punya jaringan 70 ribu hotel. Ini akan menjadi pasar yang menarik untuk furnitur Indonesia.

"Misalnya furnitur itu Marriott, kan dia Marriott itu ada 70 ribu hotel. Kalian bayangin, menyuplainya pun kita tidak akan mampu sendiri. Jadi akan rame-rame, 70 ribu hotel tadi itu," tutupnya.


(hns/hns)

Hide Ads