Hal itu diungkapkannya saat menerima Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/9/2019).
Jokowi menceritakan, produk tekstil dan serta sintetis, serta benang filamen mengalami pertumbuhan yang tinggi di triwulan II-2019, yakni sebesar 20,71%. Dengan capaian tersebut, sektor tekstil menjadi industri kelima terbesar kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi bilang, ekspor produk tekstil tanah air di triwulan II tahun ini turun 0,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Dikatakan Jokowi, penurunan kinerja ekspor tekstil dan produk tekstil ini dikarenakan tingginya biaya produksi hingga kebijakan yang berpihak pada impor.
"Kebijakan dagang berpihak pada impor dan kurangnya perencanaan jangka panjang yang berdampak pada minimnya investasi," jelas dia.
Oleh sebab itu kehadiran para pengusaha sektor tekstil bisa membahas persoalan yang dihadapi bersama-sama dengan Pemerintah. Dikatakan Jokowi, Pemerintah ingin mengetahui secara langsung apa yang dibutuhkan pelaku usaha khususnya sektor tekstil dalam rangka menggenjot kinerja ekspor.
"Saya ingin tahu betul apa yang diinginkan oleh pelaku usaha, tapi jangan banyak-banyak, paling hanya tiga pokok saja, tapi kita rumuskan, kita putuskan, kemudian pemerintah akan lakukan kebijakannya, sehingga betul-betul bermanfaat bagi Bapak, Ibu, semuanya," ungkap Jokowi.
Baca juga: RI Cari Cara Genjot Ekspor ke AS |
(hek/eds)