Sulap Limbah Kulit Jadi Sarung Tangan, Arul Raup Belasan Juta

Sulap Limbah Kulit Jadi Sarung Tangan, Arul Raup Belasan Juta

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 23 Sep 2019 15:18 WIB
Foto: Dok Istimewa
Jakarta - Di tangan Arul (30) warga kampung Citatu, Garut, limbah produksi sisa jaket dan tas berhasil didaur ulang menjadi sarung tangan bernilai ekonomis. Ide ini didapatkan dari keresahannya melihat limbah bekas pabrik kulit sapi yang menumpuk di Garut, kota kelahirannya.

Akhirnya, Januari 2019 lalu ia memutuskan untuk berhenti sebagai pekerja bagian keuangan dan memulai bisnis kerajinan ini dari nol. Dengan hanya bermodalkan potongan-potongan kulit bekas, kini Arul berhasil meraup omset Rp 11.500.000 per bulan.

Meski baru hitungan bulan, hingga kini bisnisnya yang bernama Katincak Kulit ini semakin berkembang dan terus melakukan inovasi untuk bisa bersaing di bisnis pasar. Dari yang awalnya hanya memproduksi sarung tangan, tak jarang Arul mendapatkan pesanan dompet hingga tas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya konsumen mau beli sarung tangan. Tapi ada juga yang pesen dompet, tas, kita bikinin. Sekarang kita masih mau fokus ke sarung tangan dulu", katanya saat dihubungi detikcom (23/9/2019).



Kerja keras Arul berbuah manis. Semenjak ia belajar Facebook Ads dan bisnisnya dijual secara online sejak dua bulan lalu, pesanan pun semakin meluas. Permintaan datang dari Korea, Paris, hingga Amerika. Bahkan, Arul mendapatkan pesanan dari Korea yang memintanya untuk membuat sarung tangan 'touchscreen'. Jadi ketika siapa saja memakai sarung tangan buatan Arul, mereka tetap bisa untuk menyentuh gadgetnya.

"Saya lagi membuat inovasi sarung tangan dengan bahan touchscreen. Itu saya lagi cari bahannya susah banget".

Di samping banyaknya pesanan, Arul juga mengalami kendala lain. Kendala dihadapinya saat Arul harus membuat sarung tangan kelas premium. Karena biasanya dia bermodalkan limbah bekas, Arul pun kesulitan mencari bahan berkualitas premium. Solusinya, ia memanfaatkan limbah bekas tersebut hanya untuk sambungan sebagai variasi.


Untuk harga, menurutnya tergantung ukuran sarung tangan. Untuk sarung tangan ukuran pendek, ia jual seharga Rp 75.000 sampai Rp 100.000. Sedangkan untuk ukuran panjang dijualnya sebesar Rp 125.000 sampai Rp 200.000.

Pemasaran yang dia lakukan masih sebatas lewat media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Dalam satu hari, ia dan pegawainya bisa menghasilkan 50 pasang sarung tangan untuk memenuhi pesanan. Berkat bisnis sarung tangan ini, usahanya semakin berkembang. Hingga kini Arul sudah memiliki lima karyawan dan bekerja sama dengan lebih dari 15 orang pengrajin. Masing-masing karyawan ada yang bertugas menjadi admin, hingga khusus sebagai pembuat konten sosial media untuk menarik pembeli.





(zlf/zlf)

Hide Ads