"Pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Antam terefleksikan pada capaian tingkat penjualan bersih semester I-2019 sebesar Rp 14,43 trilun, tumbuh 22% dibandingkan capaian penjualan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,82 triliun," bunyi keterangan tertulis Antam, Selasa (1/10/2019).
Kinerja keuangan Antam juga terefleksikan dari pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) semester I-2019 sebesar Rp 1,46 triliun. EBITDA ini tumbuh 6% dibandingkan dengan capaian semester I-2018 sebesar Rp 1,38 triliun. Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perusahaan, berkontribusi sebesar Rp 9,61 triliun atau 67% dari total penjualan bersih semester I-2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Duh! Harga Emas Anjlok Rp 10.000/Gram |
Pertumbuhan Kinerja Produksi
Pertumbuhan kinerja operasi dan penjualan komoditas utama Antam pada semester I-2019, tercermin pada volume produksi feronikel yang mencapai 13.017 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 2% dibandingkan capaian produksi semester I-2018 sebesar 12.811 TNi. Sejalan dengan pertumbuhan volume produksi, penjualan feronikel pada enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar 13.157 TNi atau naik sebesar 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 12.579 TNi.
Penjualan feronikel di enam bulan ini merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam, dengan nilai penjualan sebesar Rp 2,31 triliun atau 16% dari total penjualan bersih Januari-Juni 2019.
Untuk komoditas emas, pada semester I-2019 total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 979 kg (31.476 troy oz.). Tingkat volume penjualan emas Antam tercatat sebesar 15.741 kg (506.084 troy oz.) tumbuh sebesar 14% dibandingkan semester I-2018 yang mencapai 13.760 kg (442.394 troy oz.).
Pada periode semester I-2019, volume produksi bijih nikel tercatat sebesar 4,79 juta wet metric ton (wmt), atau naik sebesar 27% dibandingkan semester I-2018 yang tercatat sebesar 3,77 juta wmt. Sedangkan volume penjualan bijih nikel tercatat sebesar 3,90 juta wmt, tumbuh sebesar 103% dibandingkan dengan volume penjualan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,92 juta wmt.
Antam mencatatkan pendapatan dari bijih nikel pada semester I-2019 sebesar Rp 1,76 triliun tumbuh 107% yoy. Komoditas bauksit turut berkontribusi positif pada pertumbuhan kinerja periode semester I-2018 dengan capaian produksi mencapai 597 ribu wmt, naik sebesar 43% yoy dengan volume penjualan bauksit mencapai 611 ribu wmt atau naik sebesar 138% yoy. Perusahaan mencatatkan pendapatan dari komoditas bauksit sebesar Rp 296 miliar, tumbuh 136% yoy.
Proyek kunci Antam saat ini yang mencakup proyek pembangunan pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi (Line 1). Hingga periode semester I-2019 realisasi konstruksi P3FH telah mencapai 97%. Nantinya dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) bisa meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel ANTAM sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun.
Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini perseroan berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerja sama dengan PT Inalum (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGA per tahun (Tahap 1).
(ara/eds)