Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan pihaknya akan menunjuk pihak yang bakal melakukan audit kepada PGN, bisa dari pihak independen maupun internal Kementerian ESDM.
"Iya baru mau dimulai. Baru mau kita (tunjuk) siapa yang mau audit kan, apakah swasta, apakah inspektorat jenderal, apakah BPK, atau BPKP," kata Djoko pada diskusi 'Membedah Harga Gas Industri Nasional' yang diselenggarakan Energy Watch di Satrio Tower, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Audit akan menyoroti investasi yang sudah digelontorkan PGN, biaya-biaya yang dikeluarkan, hingga pendapatan perusahaan. Nantinya juga akan dilihat apa yang bisa diefisiensikan dari PGN terkait harga gas.
"Jadi cost-nya memang harus dilihat, harus jujur dulu bangun berapa, lalu dapat revenue berapa, waktu dia untung (beli gas) US$ 2,8 per MMBTU dijual US$ 6 itu kan sudah ada revenue untuk investasi. Nah kalau memang belum balik, ini dilihat. Nah ini yang sedang kita lakukan audit sebentar lagi," jelasnya.
Pihaknya pun saat ini sudah bergerak mengumpulkan data-data yang diperlukan.
"Ini kita lagi ngecek. Kita lagi rapat, lagi ngumpulin data," tambahnya.
Jokowi sebelumnya menyebut harga gas industri di Indonesia lebih mahal jika dibandingkan di negara lain. Dirinya pun meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengecek penyebabnya.
"Saya sudah menyampaikan kepada Menteri ESDM kemarin agar betul-betul yang namanya harga gas itu dilihat lagi. Beban-beban mana yang menyebabkan harga itu menjadi sebuah angka yang kalau dilihat oleh industri di negara-negara lain, harga kita ini terlalu mahal," kata Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
(toy/hns)