Masuknya produk impor pacul ternyata juga mempengaruhi pelaku industri kecil menengah (IKM) pacul di Indonesia. Mereka merasa penjualan mereka turun semenjak masuknya produk pacul impor.
Menanggapi hal itu Direktur Jenderal IKM dan Aneka, Gati Wibawaningsih menilai secara kualitas produk pacul Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan produk impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gati yang jadi masalah dari masuknya produk pacul impor dari sisi harga. Hal itu membuat produk-produk pacul Indonesia sulit bersaing.
Meski begitu menurutnya, untuk saat ini harga pacul impor tidak jauh berbeda dengan harga pacul dalam negeri. Asalkan produk pacul impor yang masuk benar-benar mengikuti aturan.
"Sebenarnya kalau sekarang, kalau dilihat dari harganya bisa kompetisilah sama produk impor. Asal benar mereka bayar pajak, paling nggak jauh beda. Kalau harganya nggak jauh beda orang masalah kan harus urus izin dan lainnya, belum risiko barang tidak sampai," tambahnya.
Namun Gati tidak menyebut berapa besaran perbandingan harga produk pacul impor dan lokal.
Sebelumnya salah seorang perajin pacul, Carlim mengeluhkan adanya kebijakan alat pertanian impor, termasuk pacul. Semenjak adanya kebijakan impor pacul, Carlim mengaku penjualan pacul hasil produksinya mengalami penurunan.
"Sejak ada impor itu memang menurun, ya sedikit lah. Biasanya sebulan itu terjual 150 kodi, tapi pas ada impor jadi sekitar 80 kodi sebulannya," kata Carlim saat ditemui di tempat produksinya di Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (10/10/2019).
(das/zlf)