Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan insiden ini sudah ditindaklanjuti dan dibereskan. Dia memaparkan kondisi terakhir di lokasi proyek, pengerjaan sudah berjalan kembali. Dari Pertamina pun sudah membangun pipa paralel untuk mengalirkan minyak.
"Masih jalan terus semua udah ditindaklanjuti. Untungnya Pertamina bikin pipa paralel jadi suplai minyak BBM aman," ungkap pria yang akrab disapa Emil ini di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (12/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu menurut Emil, konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator pun melakukan pembangunan proyek secara paralel. Sehingga, tidak saling menunggu bila di satu titik bermasalah, seperti di Cimahi misalnya.
"Saya kira nggak (berdampak) kan pipanya udah dimatikan. Lalu, KCIC modelnya tek-tokan, di mana macet tahan dulu, yang lancar dikerjakan. Jadi pembangunannya nggak dicicil-cicil gitu, maka nanti bakal ketemu selesai semua di Juli 2021," ungkap Emil.
Emil menyatakan ke depannya dia akan mengawasi lebih lanjut soal proyek-proyek yang dekat dengan kawasan Pertamina. Dia akan mewajibkan semua proyek harus memiliki pendampingan dari Pertamina apabila mau melewati kawasan dekat aset Pertamina, khususnya pipa migas.
"Saya peringatkan kepala daerah jangan lakukan kegiatan di kawasan Pertamina tanpa supervisi. Kejadian kemarin itu kan ada kesalahan prosedur ya KCIC tidak melakukan permohonan pendampingan bersama pertamina," kata Emil.
"Ini kan ada SOP ngegali harus berapa meter dari pipa, nah kemarin pas kepancung kena langsung (pipanya)," lanjutnya.
Hingga kini, progress kereta cepat sendiri sudah menyentuh angka 36%. Dengan pembebasan lahan yang hanya tinggal 1%, dengan kata lain 99% lahan sudah dibebaskan.
"Fisik sudah 30-an persen, 36% fisiknya. Lahan 99,06%, sisanya ini yang sedang dikejar," ujar Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri ditemui di tempat yang sama.
(eds/eds)