Askolani menyebutkan, kenaikan anggaran Kemenhan pada tahun 2020 yang melonjak Rp 21,6 trilliun tersebut karena pada tahun 2018 TNI dan Polisi mendapatkan belanja reformasi birokrasi.
"Kalau Kemenhan itu dilihat naik, karena belanja pegawainya. Karena tahun 2018 dia mendapat reformasi birokrasi. Sehingga tunjangan kinerja untuk anggota TNI dan Polisi mengalami kenaikan. Dan tentunya harus kita danai di 2020, 2019 sudah kita tambahkan," tutur Askolani di kantornya, Jakarta, Senin (18/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, Kemenhan punya garis dasar anggaran yang paling besar dibanding Kementerian/Lembaga (K/L) lainnya. Ia juga memprediksi, kenaikan anggaran ini tak hanya terjadi di tahun 2020, tetapi seterusnya.
"Di 2020 itu sudah menjadi base line dia. Dan ke depan terus naik dia," ujar Askolani.
Apalagi, mengingat Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menaikkan lagi tukin TNI di tahun 2020 sebesar 80%.
Selain itu, besarnya anggaran Kemenhan ini sejalan dengan rencana Jokowi untuk memperbaiki alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pertahanan dan keamanan Indonesia.
"Makanya dia bisa naik kalau untuk nanti setelah planningnya untuk alutsista lebih matang. Sehingga ada kepastian dari pemerintah," papar dia.
Dalam memperbaiki alutsista RI, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Prabowo mengadakan pertemuan yang membahas porposal alutsista tersebut. Askolani mengatakan, Sri Mulyani telah meminta Prabowo merancang proposal alutsista yang lebih solid.
"Kemudian kalau alutsista ada hal lain lagi. Alutsista itu kita lihat space fiskal kita. Tentunya yang diminta oleh bu menkeu adalah proposal untuk alutsista yang lebih baik dan lebih solid. Pak Menhan akan me-review kembali yang posisi 2020. Sehingga nanti Pak Menhan betul-betul meyakini alutsista 2020 ke depan itu jauh lebih mantap lagi dan lebih baik lagi," pungkas dia.
(dna/dna)