Permudah Investasi Korsel, Mendag: Beritahu Kami Kalau Ada Kesulitan

Laporan dari Busan

Permudah Investasi Korsel, Mendag: Beritahu Kami Kalau Ada Kesulitan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 27 Nov 2019 10:53 WIB
Foto: Agus Suparmanto (Andhika/detikcom)
Busan - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) sudah mendeklarasikan perdagangan kedua negara melalui Indonesia-Korea Comprehensif Economic Partnership Agreement/IK-CEPA.

Penandatanganan deklarasi bersama ini sekaligus menandai bahwa kedua negara kini selangkah lebih dekat menuju penandatanganan IK-CEPA. Sebelumnya, secara substansial, kedua tim perunding menyelesaikan perundingan IK-CEPA pada Oktober 2019.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengungkapkan dengan ditekennya deklarasi IK-CEPA ini akan memberikan tren positif terhadap perdagangan Korea Selatan dan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah langkah yang baik untuk pebisnis Korea yang ingin datang ke Indonesia. Kami akan mempermudah investasi terutama untuk produk strategis," kata Agus dalam acara misi dagang di Hotel Lotte, Busan, Rabu (27/11/2019).


Dia mengungkapkan, untuk mempermudah investasi pemerintah akan melakukan berbagai revisi aturan agar investor merasa nyaman dan tak kesulitan.

"Saya yakinkan, apabila ada perusahaan anda yang mau investasi akan dimudahkan oleh pemerintah. Tolong beritahu kami apabila ada kesulitan," jelas dia.

Agus mencontohkan, perusahaan asal Korsel yang sudah sukses berinvestasi adalah Hyundai yang telah mengumumkan akan menggelontorkan US$ 1,55 miliar untuk pembangunan pabrik mobil.

Dia menyampaikan, dengan kemudahan perizinan ini diharapkan investasi yang masuk ke Indonesia akan semakin banyak dan bisa membuka lapangan pekerjaan.


Ia juga memaparkan Indonesia diprediksi memiliki pendapatan per kapita US$ 15.000 pada 2025. Kemudian jumlah populasi akan meningkat hingga 300 juta pada 2025.

Disebutkan pula akan ada 135 juta orang yang masuk kategori sebagai konsumen pada 2030. Lalu diprediksi akan ada 113 juta pekerja dengan peluang pasar seperti pertanian, perikanan, sumber daya alam dan pendidikan.

"Pada 2030, Indonesia akan masuk dalam urutan ke-7 dengan ekonomi terbesar di dunia dan urutan ke 4 pada 2050," jelas dia.


(kil/ara)

Hide Ads