Lulung Kritik Kementerian ESDM, Anggaran Baru Terserap 63%

Lulung Kritik Kementerian ESDM, Anggaran Baru Terserap 63%

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 27 Nov 2019 15:30 WIB
Foto: Haji Lulung (Tsarina/detikcom)
Jakarta - Realisasi penyerapan anggaran belanja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tercatat masih jauh dari angka 100%. Pada tahun 2019, serapan anggarannya baru mencapai 63,82% dari target Rp 5,16 triliun.

Catatannya itu mendapatkan perhatian khusus dari Anggota Komisi VII DPR Abraham Lunggana. Dia meminta agar Kementerian ESDM serius menyikapi penggunaan anggaran tersebut.

Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya mengatakan bahwa sampai akhir tahun target penyerapan anggaran instansi yang dipimpinnya akan mencapai 92,02% dari target.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menyangkut komitmen-komitmen pelaksanaan pembayaran disesuaikan dengan perkembangan yang ada di lapangan. Seperti dua tahun sebelumnya realisasi akan meningkat akhir tahun," kata Arifin di gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/112019).


Anggaran Kementerian ESDM yang sebesar Rp 5,16 triliun terdiri dari belanja barang Rp 3,15 triliun, belanja modal Rp 1,14 triliun, dan belanja pegawai sebesar Rp 870 miliar.

Sementara itu, Abraham Lunggana mengingatkan Kementerian ESDM agar tidak menjalankan program-program di luar nomenklatur yang ada demi mengejar kinerja serapan anggaran.

Menurut pria yang akrab disapa Haji Lulung ini, proses penyerapan anggaran harus dilakukan sesuai dengan program yang telah diputuskan.

"Saya menyampaikan secara singkat dan ini sangat penting. Realisasi belanja 2019 yang baru terserap 63%, tolong disikapi jangan sampai ada program di luar nomenklatur, sehingga tidak asal terserap," kata Haji Lulung.

Sementara di tahun 2020, anggaran Kementerian ESDM ditetapkan sebesar Rp 9,67 triliun atau naik 87,4 persen dibandingkan anggaran tahun 2019. Total anggaran tersebut untuk belanja barang sebesar Rp 4,74 triliun, belanja modal Rp 3,99 triliun, dan belanja pegawai sebesar Rp 930 miliar.

Dari pagu anggaran di 2020, Kementerian ESDM memiliki empat anggaran prioritas yang ditujukan kepada masyarakat, untuk sektor minyak dan gas (migas) Rp 3,79 triliun, sebesar Rp 1,23 triliun untuk kebutuhan energi baru terbarukan (EBT), untuk sektor geologi sebesar Rp 621,5 miliar, dan pendidikan serta vokasi Rp 349,1 miliar.


Di sektor migas, alokasi anggaran digunakan untuk pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga, pembagian konverter kit Bahan Bakar Minyak (BBM) ke bahan bakar gas untuk nelayan dan petani, layanan infrastruktur migas, dan konversi mitan ke elpiji 3 kilogram.

Di bidang EBTKE, Kementerian ESDM akan menggunakan dana tersebut untuk pembangunan biogas komunal, pembangunan peralatan efisiensi energi, layanan infrastruktur EBTKE, pembangunan PLTS rooftop dan di lingkungan TNI.

Pada sektor geologi, Kementerian ESDM akan menyisihkan dana untuk pengembangan geopark dan pos pengamatan gunung api. Kementerian ESDM juga akan menggunakan dana tersebut untuk pemboran air bersih di daerah sulit air dan penyediaan peralatan sistem mitigasi bencana geologi.

Terakhir, Kementerian ESDM akan menggunakan dana anggaran untuk pengembangan Politeknik Energi dan Pertambangan di Bali dan Prabumulih, lalu diklat masyarakat bidang migas, EBTKE, dan geologi mineral dan batu bara.


(hek/das)

Hide Ads