Secara rinci, Budi Karya menyebutkan prediksi tersebut terdiri dari penumpang angkutan kereta api (KA) sebanyak 5,9 juta penumpang, angkutan laut 1,1 juta penumpang, angkutan jalan 1,75 juta, penyeberangan 2,2 juta penumpang, dan angkutan udara sebanyak 5,2 juta penumpang.
"Dari evaluasi kami ada suatu perkembangan bertambah jumlah penumpang juga 16 juta, kereta api 5,9 juta, laut 1,1 juta, angkutan jalan 1,75 juta, penyeberangan 2,2 juta, dan udara 5,2 juta," kata Budi Karya dalam rapat kerja menyambut kesiapan transportasi dan infrastruktur Nataru, di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Budi Karya memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pertama, yakni membatasi operasional kendaraan angkutan barang.
"Kami memang usaha lakukan upaya meningkatkan kualitas. Apa yang dilakukan di antaranya membatasi operasi mobil angkutan barang tanggal 20,21, 25, 31 Desember, dan 1 Januari," tutur Budi.
Kedua, pihaknya juga akan melakukan inspeksi terhadap kendaraan kelebihan dimensi dan muatan atau ODOL (over dimension and over load). Hal itu sejalan dengan pengecekan sarana dan prasarana transportasi darat oleh Kemenhub.
"Di darat, penyeberangan kita lakukan pengecekan kesiapan prasarana jalan dan angkutan umum, sosialisasi keselamatan ke pengemudi, pintu tol, inspeksi angkutan umum rampcheck, mengoptimalkan kedatangan dan kecepatan kapal, mengawasi ODOL," terang Budi.
Ketiga, pihaknya akan menerapkan keberangkatan kereta api sesuai dengan grafik perjalanan (gapeka).
"Di kereta api (KA), kebijakan yang diterapkan rangkaian reguler KA sesuai Gapeka (grafik perjalanan kereta api). Kami juga akan memaksimalkan ketersediaan slot, administrasi lokomotif yang siap operasional," sebutnya.
Klik halaman selanjutnya >>>