Menhub Prediksi 16 Juta Orang Padati Libur Natal dan Tahun Baru

Menhub Prediksi 16 Juta Orang Padati Libur Natal dan Tahun Baru

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 02 Des 2019 17:42 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi jumlah pemudik di libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) menembus 16 juta orang, baik menggunakan transportasi darat, laut, dan udara.

Secara rinci, Budi Karya menyebutkan prediksi tersebut terdiri dari penumpang angkutan kereta api (KA) sebanyak 5,9 juta penumpang, angkutan laut 1,1 juta penumpang, angkutan jalan 1,75 juta, penyeberangan 2,2 juta penumpang, dan angkutan udara sebanyak 5,2 juta penumpang.

"Dari evaluasi kami ada suatu perkembangan bertambah jumlah penumpang juga 16 juta, kereta api 5,9 juta, laut 1,1 juta, angkutan jalan 1,75 juta, penyeberangan 2,2 juta, dan udara 5,2 juta," kata Budi Karya dalam rapat kerja menyambut kesiapan transportasi dan infrastruktur Nataru, di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk mengantisipasi hal tersebut, Budi Karya memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pertama, yakni membatasi operasional kendaraan angkutan barang.

"Kami memang usaha lakukan upaya meningkatkan kualitas. Apa yang dilakukan di antaranya membatasi operasi mobil angkutan barang tanggal 20,21, 25, 31 Desember, dan 1 Januari," tutur Budi.

Kedua, pihaknya juga akan melakukan inspeksi terhadap kendaraan kelebihan dimensi dan muatan atau ODOL (over dimension and over load). Hal itu sejalan dengan pengecekan sarana dan prasarana transportasi darat oleh Kemenhub.

"Di darat, penyeberangan kita lakukan pengecekan kesiapan prasarana jalan dan angkutan umum, sosialisasi keselamatan ke pengemudi, pintu tol, inspeksi angkutan umum rampcheck, mengoptimalkan kedatangan dan kecepatan kapal, mengawasi ODOL," terang Budi.

Ketiga, pihaknya akan menerapkan keberangkatan kereta api sesuai dengan grafik perjalanan (gapeka).

"Di kereta api (KA), kebijakan yang diterapkan rangkaian reguler KA sesuai Gapeka (grafik perjalanan kereta api). Kami juga akan memaksimalkan ketersediaan slot, administrasi lokomotif yang siap operasional," sebutnya.

Klik halaman selanjutnya >>>

Keempat, untuk angkutan laut, pihaknya akan berkoordinasi dengan BMKG mengingat Desember memasuki musim hujan.

"Di laut, melaksanakan tes uji kesehatan ke seluruh awak, rampcheck, imbau KSOP mengoptimalkan armada di daerah masing-masing, perusahaan pelayaran untuk update informasi terkini soal kapal. Kita laksanakan kelaikan laut, koordinasi dengan BMKG, dan juga melakukan penundaan jika cuaca buruk," ujarnya.

Selanjutnya, untuk angkutan udara, Budi mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan rampcheck sejak minggu lalu. Nantinya, ia menugaskan para maskapai menambahkan operasi pesawat, dan juga pengelola bandara untuk menambah jam operasional bandara.

"Di udara, rampcheck dilakukan sejak minggu kemarin, nanti juga dilakukan penambahan jam operasi bandara, menggunakan pesawat berbadan lebar di rute tertentu seperti Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Bali, mengimbau tarif terjangkau, mengantisipasi pelayanan kondisi, mengoptimalkan slot time," papar Budi.

Terakhir, pihaknya menjamin ketersediaan jumlah angkutan di bandara, terminal, dan pelabuhan.

"Peningkatan di bandara, terminal dan pelabuhan. Menjamin ketersediaan udara, laut, darat, dan kereta api," urainya.

Budi menuturkan, puncak mudik Nataru ini diprediksi mulai pada 19 Desember 2019, dan berakhir pada 6 Januari 2019.

"Untuk monitor semuanya, berdasarkan pengamatan kami mulai H-6, dari 19 Desember dan berakhir pada 6 Januari. Sehingga puncak mudik ini kurang lebih 18 hari," pungkas Budi.

Hide Ads