Pabrik Solar Cell Rp 1 T Mau Dibangun di Subang

Pabrik Solar Cell Rp 1 T Mau Dibangun di Subang

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 03 Des 2019 14:04 WIB
Foto: Anisa Indraini
Jakarta - PT Len Industri (Persero) berencana bangun pabrik komponen modul solar cell untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) teknologi ini berencana memproduksi komponen modul solar cell yang selama ini masih Indonesia impor dari luar negeri.

Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin mengatakan, pabrik solar cell akan dibangun di Subang di atas lahan seluas 3-5 hektar. Nantinya pabrik solar cell itu diperkirakan memiliki kapasitas 6,2 Giga Watt (GW) melalui investasi sebanyak Rp 1 triliun.

"Rencananya di Subang (dibangunnya). Biaya investasi perkiraan sekitar Rp 1 triliun," kata Zakky dalam acara ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Selasa (3/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan pabrik solar cell ini memboyong investor dari China. Perjanjian kerja sama diperkirakan akan dimulai pada awal Januari 2020. Sehingga pengerjaan konstruksi bisa dimulai.


"Investor sudah ada. Lagi kita set up perjanjiannya mudah-mudahan dalam waktu Januari lah kita bisa mulai perjanjian kerja sama dengan investornya," pungkasnya.

Zakky menjelaskan, pembangunan pabrik ini bakal dimulai tahun depan. Masa konstruksi akan memakan waktu satu tahun sehingga diperkirakan tahun 2021 sudah bisa beroperasi.

"Mulai tahun depan dibangun. Masa konstruksi setahun. Mudah-mudahan persiapan bisa dilakukan di tahun depan, investor juga tidak sabar, sehingga jangan sampai momentum hilang," ucapnya.


Bangun 180 SPLU

Selain solar cell, Len juga bakal membangun 180 titik pengisian daya (charging station) untuk kendaraan listrik di seluruh Indonesia. Dalam mewujudkannya, akan bekerja sama dengan PLN dan Pertamina. "Rencananya kita mau bikin 180 titik (charging station) dengan PLN dan Pertamina, kita siapkan peralatannya," kata Zakky.

Zakky mengatakan, butuh waktu 20-30 menit untuk mengisi pasokan listrik di kendaraan listrik. Dengan waktu tersebut, sebuah mobil listrik mampu melaju sampai 200 km. "Jadi mobil di cas 30 menit itu akan bisa jalan sejauh 200 km," ujarnya.

Berbeda dengan motor listrik, dalam waktu 30 menit charging, motor bisa berjalan sejauh 80 km. Hanya saja, kata Zakky, jarak tersebut tergantung pada kondisi jalan. Sebab, bila kondisi jalan naik-turun dan macet, kendaraan akan lebih cepat kehabisan energi.


"Kalau nanjak, ngebut ya baterainya cepat habis," terangnya.

Zakky menyebut lamanya waktu pengisian sudah sesuai dengan standar yang biasa digunakan di Jepang, Cina dan Eropa. Hanya memang, belum lama ini dia mendengar Eropa sudah memiliki teknologi mempercepat waktu pengisian energi hingga 7 menit. Namun dia masih belum memastikan sudah diterapkan atau masih dalam tahap uji coba. Pihaknya akan terus mengeksplor agar waktu pengisian kendaraan listrik bisa lebih cepat.

"Cuma itu masih prototype atau masih tahap uji coba itu kita belum tahu, nanti kita eksplore. Kita ingin charging lebih cepat. Projeknya akan berjalan, tahun depan," tambahnya.


(fdl/fdl)

Hide Ads