Demikian disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial dalam peresmian SPBG Karawang di Kawasan Industri Karawang (KIC), Jawa Barat, Selasa (17/12/2019).
"Ke depan (produksi kendaraan listrik/electric vehicle), ini (BBG) kan peralihan, sebelum betul-betul beralih ke EBT, sebelum full scale dalam EV, butuh waktu, ini adalah proses transisi," kata Ego.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rudiantara, Calon Dirut PLN Pilihan Jokowi |
Ego menjelaskan, butuh waktu untuk berubah dari energi fosil ke EBT. Dengan menggunakan bahan bakar gas secara perlahan, cara ini dinilai tepat untuk proses peralihan.
"Ini adalah karya dengan sumber daya gas yang memang selama ini kita gunakan bensin, solar, dampak emisi maupun harga. Ini cara harga lebih murah, jadi inilah proses transisi kita ke depan," ujarnya.
Saat ini, Ego bilang, baru ada 100 titik lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Indonesia. Konsumennya pun saat ini hanya diminati oleh kendaraan umum seperti Bajaj dan TransJakarta. Untuk itu, Pemerintah ingin mendorong masyarakat beralih dari BBM ke BBG.
"SPBG ini merupakan wujud nyata Pemerintah untuk dorong masyarakat meningkatkan penggunaan gas bumi untuk bahan bakar, karena harganya lebih murah dan lebih ramah lingkungan ketimbang minyak bumi," pungkasnya.
(eds/eds)