Lobster Tak Perlu Budi Daya, di Alam Pun Besar Sendiri

Lobster Tak Perlu Budi Daya, di Alam Pun Besar Sendiri

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 18 Des 2019 16:37 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan alasan membuka keran ekspor benih lobster ialah karena infrastruktur untuk membesarkan lobster belum ada di Indonesia. Edhy sempat mengaku sebetulnya dirinya ingin lobster dibudi dayakan.

Berbeda dengan Edhy, justru menurut Pengamat Perikanan Suhana, lebih baik lobster dibiarkan besar dan terpelihara di alam, lalu diambil saat sudah besar. Menurutnya, yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga ekosistem lobster di laut saja.

"Daripada budi daya, ini lebih bagus dipelihara di alam. Kita cuma jaga terumbu karang dan laut, biar mereka hidup sendiri, nanti kita ambil yang sudah besar," ucap Suhana kepada detikcom, Rabu (18/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bahkan Suhana menyebut selama ini negara penghasil lobster besar kebanyakan tidak melakukan budi daya. Mereka hanya menjaga ekosistem lobster di laut saja.

"Di dunia ini penghasil lobster nggak ada yang budi daya, mereka ambil yang besar di laut. Kanada, Amerika, UK (Inggris), mereka nggak ada budi daya. Semua menjaga alamnya mengatur alamnya," ucap Suhana.

Suhana juga mengomentari soal harapan hidup lobster yang disebut cuma 1%. Menurutnya, justru kalau benih-benih lobster diekspor bisa membuat populasi lobster makin menurun, ujungnya habis.

"Justru karena tinggal 1% yang bisa hidup ini harusnya dijaga, jangan malah dibiarkan ekspor benihnya. Habis yang ada populasinya," ucap Suhana.


Dia menegaskan secara hitungan ekonomi, lobster dewasa dengan ukuran 300 gram paling tinggi harganya di pasar dibanding menjual benihnya.

"Secara hitungan ekonomis paling optimal memberikan nilai tinggi terhadap komoditas lobster memang yang ukuran 300 gram. Australia aja 400 gram minimal, jadi kita ambil yang besar-besar saja," ucap Suhana.


(dna/dna)

Hide Ads