Tips Anti Bokek Saat Libur Panjang

Tips Anti Bokek Saat Libur Panjang

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 23 Des 2019 07:53 WIB
Ilustrasi Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Perayaan Hari Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 kian dekat. Libur panjang pun sudah di depan mata. Tentunya, waktu-waktu tersebut dijadikan kesempatan bagi untuk berlibur panjang.

Libur panjang kali ini bisa diisi dengan bertamasya, atau pun berkeliling pusat perbelanjaan untuk berburu diskon. Nah, bagaimana sih cara untuk mengatur pengeluaran ketika berlibur?

Yuk, simak tips-tips mengatur pengeluaran saat libur panjang dari Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andy Nugroho!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Libur panjang Natal dan Tahun Baru ini jadi kesempatan untuk bertamasya ke luar kota, atau pun ke luar negeri. Nah, ada beberapa tips yang harus detikers perhatikan supaya liburan berjalan mulus, dan anti pengeluaran 'jebol'.

Andy mengatakan langkah pertama yang harus dilakukan ketika hendak berlibur di akhir tahun ini adalah menetapkan destinasi.

"Pertama ya harus tahu dulu mau ke mana, tetapkan destinasinya. Kecuali, buat orang-orang yang memang menargetkan untuk mudik. Biasanya bagi yang merayakan natal punya kewajiban untuk pulang kampung," kata Andy kepada detikcom, Minggu (22/12/2019).

Kedua, buat anggaran untuk liburan itu. Andy menuturkan, membuat anggaran adalah hal yang wajib dalam mengatur keuangan ketika berlibur.

Ia menjelaskan, ketika sudah membuat anggaran, biaya transportasi dan akomodasi adalah dua komponen dalam perencanaan yang sudah bisa diprediksi. Sehingga, akan semakin mudah menetapkan biaya yang dibutuhkan untuk berlibur.


Namun, yang sulit untuk diprediksi adalah pengeluaran untuk makan sehari-hari ketika liburan, dan juga berbelanja.

Sehingga, Andy menyarankan menetapkan juga anggaran berbelanja ketika liburan. Untuk mudahnya, pisahkan dengan hitungan persentase dari biaya yang dimiliki untuk berlibur.

"Saya punya budget total misalnya Rp 5 juta. Untuk transport sama akomodasi Rp 2,5 juta. Berarti saya punya 2,5 lg untuk makan dan belanja. Dan makan sebenarnya juga kurang lebih kita bisa prediksi dengan beragam review di internet. MIsalnya selama tiga hari saya di Singapura makannya bisa habis kurang lebih Rp 1 juta. Berarti masih ada Rp 1,5 juta lagi yang bisa kita gunakan untuk belanja. Kita harus disiplin bahwasannya budget kita untuk belanja ketika liburan ya itu tadi," tegas Andy.

Bolehkah liburan pakai utang?

Akhir tahun yang merupakan peak season membuat harga tiket pesawat, kereta, bus, kapal, lalu penginapan seperti hotel, villa, dan sebagainya pun ikut melonjak. Sering kali anggaran untuk libur di akhir tahun membengkak karena fenomena tersebut.

Lalu, bagaimana jika anggaran untuk berlibur di akhir tahun terbatas? Apakah berutang baik lewat kerabat, kartu kredit, maupun pinjaman online bisa jadi solusi untuk mencukupi dana liburan?

Menjawab pertanyaan itu, Andy menegaskan bahwa berutang untuk berlibur sangat tak disarankan. Terutama cara berutang melalui pinjaman online (pinjol) yang kini marak ditawarkan oleh start up fintech peer to peer (P2P) lending.


"P2P untuk tenornya relatif cepat dan bunganya sangat tinggi. Jadi saya sangat tidak menyarankan," tegas Andy.

Selain itu, Andy juga menyarankan agar tak menggunakan kartu kredit perbankan dalam transaksi ketika berlibur, terutama bagi masyarakat Indonesia yang berlibur ke luar negeri.

"Saya juga menyarankan untuk tidak menggunakan kartu kredit apabila kita jalan-jalan. Itu salah satu yang bikin jebol di situ," imbuh dia.

Andy menjelaskan, fluktuasi nilai tukar rupiah dengan mata uang negara yang jadi destinasi berlibur berpotensi membuat anggaran membengkak ketika berlibur.

"Dengan pakai CC kita lupa sebenarnya kita sudah belanja berapa. Apa lagi di luar negeri kita mesti ngitung lagi pakai kursnya, kadang ribet dan malas saja. Sehingga dengan enak gesek sana dan sini. Pertama untuk menghindari kurs yang kita nggak tahu hari ini kursnya berapa. Sudah gitu bisa saja menggunakan kartu kredit hari ini, tapi diproses sama bank-nya tiga hari kemudian, ketika kurs sudah beda lagi," papar Andy.

Akhir tahun pasti banyak promo, takis jangan?

Memasuki libur panjang jelang perayaan Hari Natal 2019 dan tahun baru 2020, diskon-diskon menggiurkan yang ditawarkan dompet digital kian merajalela. Mulai dari potongan belanja, cashback, buy 1 get 1, dan sebagainya selalu menghiasi papan promosi dompet-dompet digital ternama di Indonesia.

Lantas, apakah ini waktu yang tepat untuk berbelanja dalam menghabiskan libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru)?

Menjawab pertanyaan di atas, Andy menuturkan, diskon dompet digital yang marak di libur Nataru ini bisa dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Pembelian-pembelian itu harus kita lakukan, ya pastikan memang itu penting untuk kebutuhan sehari-hari dan sudah dianggarkan," kata Andy kepada detikcom, Minggu (22/12/2019).

Begitu juga dengan sejumlah layanan dompet digital yang kini bekerja sama dengan e-commerce di Indonesia. Menurutnya, dengan penghematan yang diperoleh ketika berbelanja di e-commerce menggunakan dompet digital, maka masyarakat boleh saja memanfaatkan penawaran tersebut.

"Contoh misalnya beli diapers untuk anak, atau belanja flash sale di e-commerce itu kan ada sembako, ada flash sale itu nggak apa-apa manfaatkan saja selama kita sudah anggarkan untuk itu. Ada harga lebih murah, bahkan ada yang bebas ongkir (ongkos kirim) ya kenapa kita nggak manfaatkan," jelas Andy.

Namun, ada hal penting yang harus diperhatikan masyarakat ketika berburu promosi dalam memenuhi kebutuhan. Andy mengatakan, ketika seseorang berbelanja dengan memanfaatkan diskon, maka akan ada dana yang tersisa dari yang sudah dianggarkan. Sering kali, sisa anggaran itu digunakan untuk berbelanja lebih banyak lagi. Kesempatan berbelanja lebih banyak itu yang bisa menciptakan rasa candu.

"Tapi, ketika sudah membeli satu, melihat yang lain misalnya sejenis hanya beda warna jadi tergiur, kita akan jadi addict. Walaupun sebenarnya dengan kondisi budget kita beli satu saja sudah cukup. Lebih menghemat dengan memaksimalkan apa yang kita punya. Jadi kalau memang butuh dan mesti kita penuhi mendadak ya silakan saja, tapi kalau kemudian itu menciptakan addict itu yang kurang baik," paparnya.



Simak Video "Video: Memasuki Long Weekend, Tol Cipularang Ramai Lancar"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads