Kritik yang terakhir sendiri menjadi kontradiktif saat tujuan dibangunnya tol layang terpanjang di Indonesia tersebut justru untuk mengurai kemacetan. Presiden Jokowi bahkan berharap kemacetan berkurang hingga 30%.
Nyatanya, jalan bebas hambatan tersebut ikutan macet menyusul jalan tol eksisting yang ada di bawahnya. Meski regulator sendiri berkilah kemacetan tersebut lebih dikarenakan faktor euforia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menandakan jika ingin mengatasi kemacetan bukan menambah kapasitas jalan. Tapi harus segera menambah kapasitas transportasi umum," katanya lewat pesan singkat seperti dikutip detikcom, Selasa (24/12/2019).
Djoko memaklumi adanya euforia masyarakat turut berkontribusi pada kemacetan yang tak terhindarkan. Namun kemampuan jalan yang telah dibangun untuk mengurai kemacetan bisa diuji nanti saat sudah beroperasi secara komersial.
"Lalu lintas liburan tahun baru dan natal tidak bisa dijadikan dasar untuk perencanaan infrastruktur, namun hanya dapat digunakan sebagai dasar menetapkan manajemen lalu lintas yang harus dilakukan," katanya.
Terkait kapasitas transportasi umum yang dapat ditingkatkan, Djoko berpendapat untuk sementara ini bisa menunggu realisasi pembangunan LRT Jabodebek dan Kereta Cepat yang turut melalui jalur tersebut.
"Menunggu LRT Jabodebek 2021 selesai dan Kereta Cepat 2024 beroperasi," ungkapnya.
(eds/hek)