Dorong UMKM Naik Kelas, Teten: Jangan Hanya Produksi Keripik

Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Teten Masduki mengimbau seluruh pelaku UMKM agar semakin aktif meningkatkan produksinya menjadi produk unggul. Demi mencapai level tersebut, pelaku UMKM disebut perlu untuk mengeksplorasi produksinya agar tidak fokus pada sektor yang monoton.

"Kalau UMKM mau naik kelas harus sudah masuk ke sektor-sektor produksi tinggi lain, tidak hanya di sektor kriya atau keripik-keripikan saja, tapi juga harus masuk ke komoditas unggul," ujar Teten di SMESCO Tower, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019).

Menurut Teten, sudah saatnya UMKM mulai menjajaki sektor teknologi agar mampu bersaing secara global.

"Kita harus masuk ke teknologi, banyak teknologi di perkebunan, pertanian, kesehatan, bisa dikerjakan oleh UMKM," sambungnya.

Dorongan naik kelas ini terus diupayakan agar UMKM mampu mencapai target 30% kontribusi ekspor selambatnya pada 2024 mendatang.

Baca juga: UMKM Asal Papua Ini Hasilkan Produk Budaya yang Hampir Hilang

"Kita tingkatkan UMKM naik kelas secara nyata dengan meningkatkan nilai ekspor para pelakunya, yang hari ini hanya (berkontribusi) 14,5% (terhadap PDB) menjadi 30% pada 2024. Angka yang cukup fantastis dan optimis, saya yakin dapat tercapai apabila kita terus bergerak bersama," tutupnya.

Selain mematok target kontribusi ekspor, Kementerian KUKM di bawah pimpinan Teten pun telah memasang target ambisius lainnya yang dituang dalam roadmap pengembangan UMKM 2020-2024.

Target-target itu di antaranya kenaikan ekspor UMKM, kontribusi UMKM terhadap PDB, rasio kewirausahaan, koperasi modern dan UMKM naik kelas.

Teten menargetkan pada akhir 2020 kontribusi UMKM terhadap ekspor meningkat menjadi 18% dari sebelumnya 14%. Begitu juga dengan kontribusi UMKM terhadap PDB nasional meningkat menjadi 61% dan rasio kewirausahaan menjadi 3,55%.

Sehingga, pada 2024 mendatang, ekspor UMKM sudah harus berada di level 30,20%, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 65%, dan rasio kewirausahaan 4%.

Baca juga: Teten Bicara soal BUMDes Vs Koperasi

(fdl/fdl)