Akhir Tahun IHSG Diprediksi Hijau, Ini Pemicunya

Akhir Tahun IHSG Diprediksi Hijau, Ini Pemicunya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 28 Des 2019 22:22 WIB
Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan beberapa hari lagi. Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi akan berada di zona hijau.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menjelaskan akhir tahun IHSG sangat mungkin di tutup di level 6.350.

"Di awal Januari IHSG pada tanggal 2 kami perkirakan masih akan mengalami kenaikan terbatas tetapi sesudah itu memang IHSG sangat rawan aksi ambil untung mengingat kenaikan yang cukup signifikan selama bulan Desember," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memberikan rekomendasi kepada pelaku untuk melakukan SOS ketika pasar mengalami kenaikan. Support IHSG ada di level 6.300 sampai 6.270 dan resistance di level 6.348 sampai 6.370.

Kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) setiap bulan Desember selalu terjadi dan berkinerja positif. Investor dan pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum ini untuk menarik keuntungan.

"Kenaikan pasar bulan Desember ini juga tidak lepas dari semakin dekatnya penandatangan fase awal antara China dan AS. Awalnya China memperlihatkan sikap maju mundur dan kurang antusias mengenai perjanjian perdagangan dibanding AS," imbuh dia.


Berita pemakzulan Presiden Trump juga tidak terlihat mempengaruhi pasar keuangan di akhir tahun. DPR yang dikuasai Partai Demokrat, memutuskan untuk memakzulkan Trump karena penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres dalam melakukan penyidikan. Trump menjadi presiden ketiga yang didakwa dengan kejahatan tingkat tinggi, dan sekarang akan menghadapi persidangan di Senat.

Peluang pemakzulan relatif kecil karena Senat dikuasai Republik. Hal ini membuat pasar tidak terlalu merespon proses pemakzulan ini.
Dari zona Eropa hasil pemilu di Inggris diperkirakan memperlancar jalan keluar Inggris dari keanggotaan Uni Eropa. PM Inggris Boris Johnson telah mendapatkan persetujuan kesepakatan Brexit di parlemen, sehingga besar kemungkinan Brexit yang mulus dari Uni Eropa.

Sikap PM Inggris Boris Johnson yang akan menggunakan jalan keras pada tahun 2020 untuk menuntut Uni Eropa memberikan kepadanya kesepakatan perdagangan bebas komprehensif dalam waktu kurang dari 11 bulan menimbulkan kekhawatiran hard" Brexit.

Kemampuan Inggris mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Uni Eropa dalam rentang waktu relatif singkat tetap jadi perhatian para investor.

Optimisme pasar di Desember bertambah setelah rilis data perekonomian China pada Jumat pekan ini. Data menunjukkan laba perusahaan industri China naik tercepat dalam 8 bulan terakhir. Data yang dirilis Jumat menunjukkan laba perusahaan industri China naik tercepat di periode November.

Tetapi pelemahan demand domestik di China tetap jadi risiko bagi kinerja laba perusahaan tahun depan. Selain itu Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk menurunkan biaya keuangan perusahaan dan mengisyaratkan pemotongan "yang ditargetkan" pada rasio persyaratan cadangan bank.




(kil/eds)

Hide Ads