Jakarta Terendam di Awal Tahun, Apa Kabar Proyek Penangkal Banjir?

Jakarta Terendam di Awal Tahun, Apa Kabar Proyek Penangkal Banjir?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 02 Jan 2020 15:43 WIB
Ilustrasi/Foto: Dok
Jakarta - DKI Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir di awal 2020. Bencana alam di ibu kota ini sebenarnya sudah diantisipasi dengan proyek penangkal banjir sejak 2012.

Proyek yang pertama adalah normalisasi Sungai Ciliwung. Normalisasi dilakukan dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) sampai Manggarai. Namun, hingga kini proyeknya justru mandek. Dari total 33,5 kilometer (km) bantaran kali yang harus dinormalisasi, baru 16 km saja yang selesai.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Kementerian PUPR, Bambang Hidayah menyatakan proyek sudah vakum alias berhenti sementara sejak tahun 2018. Pembebasan lahan bantaran sungai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang lambat menjadi masalah utamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak 2018 sampai dengan sekarang kegiatan normalisasi Sungai Ciliwung vakum. Kami belum bisa melanjutkan normalisasi sungai Ciliwung, masih 17,5 km lagi karena lahannya belum bebas," ungkap Bambang kepada detikcom, Rabu (1/1/2020).


Padahal menurut Bambang, kalau lahan sudah bebas, pihaknya akan bergerak cepat melanjutkan proyek normalisasi ini. Paling pertama, kalau lahan sudah siap, pihaknya akan mengajukan anggaran untuk meneruskan proyek.

"Intinya, kita tuh kalau udah ada sekian meter sekian luas lahan bebas, cepat kita kerja. Yang penting tuh lahan," ungkap Bambang di kesempatan berbeda.

Proyek selanjutnya adalah sodetan alias jalur air di bawah tanah yang bisa mengalirkan sebagian air dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Bambang menjelaskan seharusnya jalur sodetan sepanjang 1,27 km, namun hingga kini baru 600 m saja yang selesai.

Lagi-lagi proyek ini terkendala lahan. Dia menyatakan proyek mandek di daerah Bidara Cina, Jakarta Timur.

"Kan ada 1.270 meter ini baru 600 meter sudah selesai, nah 670 meter belum. Ini kan inlet (jalur) sodetannya itu di Bidara Cina belum bebas," ungkap Bambang.

Menurut Bambang, kedua proyek ini masih belum jelas kapan selesainya. Dia hanya bisa menunggu kejelasan pembebasan lahan baru bisa melanjutkan proyeknya.


Dua proyek tadi ada di hilir Sungai Ciliwung. Kalau di hulunya, pemerintah membangun dua waduk di daerah Puncak, Bogor yaitu Waduk Ciawi dan Sukamahi. Kedua waduk ini diharapkan dapat mengurangi debit aliran air yang datang ke Jakarta.

Waduk Ciawi sudah 44% konstruksinya, sementara Sukamahi 35% dan ditargetkan akhir tahun 2020 dua waduk penangkal banjir ini selesai pembangunannya.

"Fisiknya udah banyak lah. Kalau bendung itu, Ciawi 44% kalau Sukamahi 35%. Itu targetnya tahun ini akhir, selesai 2020," ungkap Bambang.

Kontrak pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Sacna dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp 798,7 miliar.


(ara/ara)

Hide Ads