Dipanggil Jokowi, Bos OJK Lapor soal Jiwasraya dan Asabri?

Dipanggil Jokowi, Bos OJK Lapor soal Jiwasraya dan Asabri?

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 14 Jan 2020 13:55 WIB
Foto: Wimboh Santoso (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Selasa (14/1/2020). Usai pertemuan, Wimboh sempat ditanya soal pembahasan masalah Jiwasrayaa dan Asabri, apa jawaban Wimboh?

"Bahas umum saja, bahas ekonomi, bahas keuangan, nggak ada topik khusus," kata Wimboh di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Pertemuan Wimboh dengan Presiden Jokowi berlangsung internaal. Pertemuan itu berlangsung sekitar pukul 12.00 WIB atau setelah orang nomor satu menerima Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Edhy Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wimboh sempat ditanya kembali soal pembahasan permasalahan Jiwasraya dan Asabri dengan Presiden Jokowi. Apa jawaban Wimboh?

"Nggak secara khusus (membahas), umum saja," jelas dia.


Ketika dikonfirmasi mengenai adanya kesalahan pada instrumen investasi dikedua BUMN tersebut, Wimboh pun tidak memberikan penjelasan dan memilih langsung masuk mobil dinasnya, serta langsung meninggalkam komplek Istana Kepresidenan.

Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) memiliki risiko sistemik. Menurut pengamat asuransi Hotbonar Sinaga, risiko tersebut makin besar karena ada kasus baru di PT Asabri (Persero) akibat kesalahan pada instrumen investasi.

Dia menyarankan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) segera menindaklanjuti permasalahan tersebut. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu menginisiasinya bersama Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan.

"OJK ya, itu kan ada yang namanya KSSK, itu bisa minta kepada anggota KSSK yang lain selain OJK, entah itu LPS, BI, Kementerian Keuangan untuk rapat pendahuluan apakah nanti yang namanya kasus Jiwasraya termasuk juga Asabri itu bisa berakibat pada risiko sistemik seperti yang diduga Kepala BPK," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (14/1/2020).




(hek/hns)

Hide Ads