Berdasarkan keterangan resmi perusahaan disebutkan, produsen elektronik kelas atas ini akan menutup 119 toko ritel di seluruh dunia mulai dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan Australia.
Namun untuk 130 di China, Uni Emirat Arab, India dan sejumlah negara Asia masih tetap beroperasi secara normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Suram! Ritel Berguguran di 2019 |
Selain penjualan online, Bose juga mendistribusikan produk ke perusahaan ritel besar seperti Best Buy (BBY) dan Target (TGT) hingga memiliki etalase di Amazon.
Akibat penutupan tersebut, Bose tak menyebut berapa banyak pegawai yang terdampak, namun Bose memastikan setiap pegawai akan mendapatkan pesangon yang sesuai.
"Awalnya toko kami memberikan pengalaman kepada pembeli untuk melakukan tes dan berdiskusi terkait kebutuhan hiburan di rumah. Saat itu kami fokus memenuhi kebutuhan pelanggan kami," kata Burke dikutip dari CNN Business, Jumat (17/1/2020).
Penutupan ini bisa menjalar ke industri ritel lain. Pada 2019 data penjualan ritel AS mengumumkan ada 9.302 penutupan toko angka ini naik 59% dari 2018 tertinggi sejak 2021.
Analis UBS memprediksi akan ada penutupan sekitar 75.000 toko pada 2026 termasuk 20.000 toko pakaian dan 10.000 toko elektronik.
Baca juga: Giant Tutup 7 Gerai Sepanjang 2019 |
(kil/fdl)