Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai seharusnya kalangan profesional juga ikut masuk mengelola Asabri. Selama ini petinggi dan pengelola Asabri isinya hanya mantan prajurit.
"Menurut saya nanti Asabri mesti taruh orang-orang profesional untuk mengelolanya. Bukan cuma prajurit TNI dan ABRI saja. Jadi mungkin ada dimasukin orang-orang profesional," tutur Luhut saat berbincang dengan wartawan di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa ditimbang juga TNI yang jadi profesional, yang ngerti uang. Kayak saya misalnya," kata Luhut.
Menurutnya, kalangan profesional dibutuhkan agar pengelolaan Asabri lebih bagus. Dia khawatir kalau cuma mantan prajurit bisa dibohong-bohongi dalam industri keuangan.
"Jadi jangan yang nggak ngerti lah supaya nggak dimainin, dibohong-bohongi, sama goreng-goreng saham ini," jelas Luhut.
Dalam mengelola dana para prajurit, Asabri sendiri memiliki kasus yang hampir mirip dengan PT Jiwasraya yang juga bermasalah. Sengkarut masalah kedua BUMN asuransi itu berawal dari investasi ke saham-saham kualitas rendah.
Dari catatan detikcom, ada satu kesamaan dari portofolio keduanya, yakni berinvestasi di PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP). Entah kenapa saham emiten peternakan ikan arwana berkode IIKP ini begitu menarik bagi Jiwasraya dan Asabri.
Padahal kinerja keuangan perusahaan tersebut begitu mengecewakan, begitu pula dengan kinerja sahamnya. Saat ini harga sahamnya berada di level paling rendah Rp 50 per saham alias saham gocapan.
Jiwasraya sendiri melakukan investasi di saham IIKP melalui sederet reksadana. Sementara Asabri tercatat memiliki secara langsung.
Menurut data RTI per 31 Desember 2019, Asabri tercatat memegang saham IIKP sebanyak 1,82 miliar lembar saham atau setara 5,44% dari seluruh modal yang disetor perusahaan.
(hns/hns)