Kementerian Pertanian (Kementan) pun merespons lonjakan harga cabai tersebut. Kasubdit Aneka Cabai dn Sayuran Buah Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Mardhiyah Hayati mengungkapkan bahwa penyebab naiknya harga cabai kali ini terjadi tidak lain karena seretnya pasokan cabai sejak awal tahun 2020.
"Untuk ke Jakarta pasokan kurang sampai 40%, pasar induk itu normalnya untuk seluruh jenis cabai harus ada 125 ton/hari, sekarang paling adanya 75 ton/hari," ujar Mardhiyah kepada detikcom, Senin (20/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasokan seret salah satunya karena kurang maksimalnya hasil panen akibat musim hujan yang terus terjadi sejak Desember 2019 silam.
"Karena sedang musim hujan, proses pematangan cabai lebih lama sehingga frekuensi petiknya berkurang," ungkapnya.
Distribusi pun terganggu karena musibah banjir yang melanda Jabodetabek awal Januari 2020 lalu.
"Dia distribusi juga terganggu karena banjir kemarin," tambahnya.
Mardhiyah memprediksi kenaikan harga cabai bakal terus berlanjut sampai akhir Februari 2020 nanti.
"Sebab sampai Februari nanti masih belum banyak masa panen," tambahnya.
Demi menekan harga cabai agar tidak naik terus, Kementan menurut Mardhiyah telah mengupayakan beberapa solusi salah satunya dengan menyediakan lebih banyak sarana irigasi.
"Beberapa upaya yang urgent untuk cabai yaitu penyediaan sarana irigasi untuk daerah dataran tinggi (perpipaan gravitasi dan sumur dalam), lalu perbaikan jalan usaha tani (pengerasan dan pelebaran), dan sungkup plastik/rain shelter," pungkasnya.
(das/das)