Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rasio elektrifikasi saat ini berada di level 98,89%. Artinya, sudah 98,89% penduduk di Indonesia telah menikmati aliran listrik.
"Rasio elektrifikasi saat ini masih 98,89%. Memang belum 100%," kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi, Triharyo Soesilo, di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Namun, Triharyo merasa berdosa dengan masyarakat Indonesia timur karena masih banyak daerah yang belum tersambung listrik, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT masih ada 25.000 rumah tangga yang belum menikmati listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita dosa nih sama masyarakat Indonesia timur termasuk di NTT masih 25.000 rumah tangga yang belum menikmati listrik. Jadi di Indonesia timur ini masih sangat banyak pekerjaan rumahnya," ujarnya.
Untuk mendorong rasio elektrifikasi mencapai 100%, PT PLN (Persero) didorong untuk melibatkan swasta dalam membangun pembangkit dan transmisi di wilayah terpencil. Keterlibatan swasta ini diperlukan untuk bisa memenuhi kebutuhan anggaran yang tidak sedikit.
"Arahan pak Menteri ESDM (Arifin Tasrif) coba dorong di investor kalau memang PLN terlalu sulit dengan program 35.000 megawatt (mw) ini kecil-kecil susah ngurusinnya, dan ternyata di dunia banyak investor yang melaksanakan elektrifikasi desa dan daerah tertinggal di Amerika Selatan, Afrika, itu banyak sekali investor," bebernya.
Triharyo menyebut, akan mengejar rasio elektrifikasi mencapai 100% dalam 2 tahun ke depan.
"Pak Menteri ESDM (Arifin Tasrif) juga tanya ke kita kapan 100% nya? Beliau minta 2 tahun kalau bisa selesai. Mari kita laksanakan program ini kalau bisa 2 tahun selesai," ucapnya.
(ara/ara)