PT Pos Indonesia menggandeng startup digital Tamasia untuk melakukan kolaborasi layanan tabungan emas di kantor Pos. Kolaborasi ini dapat memudahkan masyarakat untuk menabung emas.
Manajer Business Development Jasa Keuangan PT Pos Indonesia Agung Prabowo mengatakan, kerja sama ini merupakan sebuah terobosan baru yang sangat bermanfaat.
Menurutnya, PT Pos ingin mensosialisasikan belanja emas secara masif kepada pelanggan. Dia menilai selama ini banyak masyarakat belum mengerti penggunaan teknologi dan untuk menabung emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kehadiran Tamasia di Kantor POS juga diharapkan dapat menambah segmen pelanggan baru bagi kami," kata Agung lewat keterangan tertulis, Selasa (18/2/2020).
Baca juga: Harga Emas Antam Tak Bergerak |
Co Founder Tamasia, Muhammad Assad menjelaskan pelanggan bisa menabung dan mengambil emas di Kantor Pos. Caranya mudah, cukup melakukan pemesanan melalui aplikasi Tamasia dengan menggunakan rekening Giropos atau Virtual Account.
Selain itu, menabung emas di Tamasia sangat terjangkau, mulai dari Rp 10 ribu.
"Setelah proses berhasil, pelanggan bisa mengambil emas fisik di kantor pos yang terdekat dengan domisili tempat tinggal," jelas Assad.
Tamasia sendiri telah meraih sertifikat ISO 27001:2013 dan ISO 9001:2015 berstandar internasional oleh British Assessment Bureau. Sertifikat tersebut diberikan dalam bidang financial technology, digital innovation dan gold e-commerce.
Dengan diraihnya ISO 27001 dan 9001 ini akan memberikan pelayanan lebih baik kepada para pelanggan, meningkatkan standar sistem manajemen keamanan, serta lebih efektif dan efisien dalam menjalankan operasional perusahaan.
Berdasarkan data World Gold Council 2018 menyebutkan Indonesia menduduki peringkat kedelapan dalam permintaan emas terbesar di dunia dengan total 64,1 metrik ton. Assad menilai potensi Indonesia untuk permintaan dan pemesanan emas masih sangat luas.
"Untuk itu, Tamasia dan Pos Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan penjualan serta pelayanan dalam bentuk tabungan investasi emas di Indonesia," tegas Assad.
(eds/eds)