Kementerian Perdagangan (Kemendag) merespons keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memperpanjang masa darurat bencana wabah penyakit akibat virus Corona hingga 29 Mei 2020.
Respons yang dilakukan Kemendag yakni memastikan ketersediaan bahan pangan pokok, dan juga alat kesehatan yang dibutuhkan seperti masker, juga antiseptik atau hand sanitizer.
"Dengan merebaknya virus COVID-19 yg juga melanda Indonesia dan sudah pandemi sehingga ditentukan BNPB darurat bencana diperpanjang sampai 29 Mei. Untuk itu pemerintah terus mengantisipasi ketersediaan barang pokok untuk masyarakat," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto dalam teleconference harga dan ketersediaan bahan pokok, Rabu (18/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus juga merespons potensi lockdown atau menutup segala akses dan aktivitas di suatu wilayah sebab corona ini. Meski tak diharapkan, namun pihaknya akan mengambil langkah antisipasi. Salah satunya yakni melipatgandakan ketersediaan bahan pangan pokok.
"Berkaitan dengan situasi lockdown, situasi ini tidak diharapkan. Jadi Kemendag juga akan meningkatkan stok. Mungkin double atau sampai jangka panjang. Jadi kita antisipasinya dengan situasi tersebut, stok kita dobelkan Misalnya stok 100 kita double jadi 300 atau 500 rasionya, kita antisipasi segera mungkin," imbuh Agus.
Kemendag juga akan mempermudah importasi masker dan antiseptik demi memenuhi permintaan yang melonjak saat ini. Tak lupa juga mengimbau para produsen masker dan antiseptik untuk memaksimalkan produksinya.
"Produksi supplier dari alat-alat tersebut ya masker, antiseptik akan ditingkatkan semaksimal kapasitas dari pada pabrik itu. Kemudian, apabila memang pelaku usaha ada yang mengimpor itu tetap diperbolehkan. Kalau kondisinya urgent, seperti masker, nanti kita permudah impor barang-barang tersebut. Apabila memang kondisi dalam negeri tidak mencukupi," terang Agus.
Menurutnya, saat ini permintaan akan impor masker dan antiseptik itu sudah ada.
"Memang permintaan impor, ada yang mau mengimpor berkaitan dengan masker, pelindung. Memang produksi terbatas, demand-nya sudah ada. Kita mudahkan proses itu, secepat mungkin prosesnya," pungkas dia.
(fdl/fdl)