Ngeri! Begini Jadinya Ekonomi RI Kena Gempuran Corona

Ngeri! Begini Jadinya Ekonomi RI Kena Gempuran Corona

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 21 Mar 2020 08:30 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi secara kumulatif atau sampai September 2018 sebesar 5,17%.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Merebaknya corona (COVID-19) menggempur sendi-sendi perekonomian nasional. Pemerintah pun sudah menyiapkan skenario terkait laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah serangan corona.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada dua skenario yang sudah dipegang pemerintah yakni moderat dan buruk. Pertama, jika skenario moderat maka pertumbuhan ekonomi berada di level 4%.

Dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2020 masih bisa tumbuh di atas 4,5%. Sedangkan hingga pekan pertama Maret 2020 angkanya diproyeksi masih 4,9%.

"Kuartal I sampai minggu kedua, 10 hari pertama ekonomi kita masih 4,9%. Jadi kalau kuartal I masih ada 20 hari terakhir Maret ini penurunan kuartal I masih bisa tumbuh di atas 4,5-4,9%," ujar Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (18/3/2020).

Kedua, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini tidak menutup kemungkinan skenario terburuk akan terjadi pada perekonomian Indonesia. Dalam skenario terburuk, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di level 2,5-0%. Hal itu diungkapkannya usai hasil rapat terbatas (ratas) mengenai kebijakan moneter dan fiskal menghadapi dampak ekonomi pandemi global covid-19 melalui video conference dikutip dari akun Sekretariat Negara, Jumat (20/3/2020).


Banyak lembaga internasional yang sudah membuat skenario pelemahan pertumbuhan ekonomi global gara-gara corona.

"Di Kemenkeu buat beberapa seknario, katakan jika skenario durasi covid berapa lama, berapa bulan, dan kemungkinan terjadi pergerakan yang dipersempit dan jika terjadi lockdown," kata Sri Mulyani.

Skenario yang dibuat Kementerian Keuangan juga memasukkan aspek seperti perdagangan internasional, penurunan harga minyak mentah dunia, penerbangan, okupansi kamar hotel, ketersediaan bahan pokok dan kesehatan, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta terjadi lokcdown.

Menurut Sri Mulyani kalau semua aspek terjadi penurunan, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 2,5% bahkan di level 0%.

"Jika masalah jauh lebih berat dan durasi COVID lebih dari 3-6 bulan dan terjadi lockdown dan perdagangan internasional drop di bawah 30%, sampai dengan tadi beberapa penerbangan drop 75% hingga 100%, maka skenario bisa menjadi lebih dalam pertumbuhan ekonomi bisa 2,5-0%," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ngeri! Begini Jadinya Ekonomi RI Kena Gempuran Corona



Terlepas dari skenario buruk tersebut, Sri Mulyani memastikan pemerintah masih tetap akan menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 4% melalui stimulus yang sudah diterbitkan, baik dari fiskal, moneter, maupun sektor keuangan.

Ekonomi global diperkirakan tumbuh di bawah 3% dan itu akan berdampak terhadap ekonomi negara lainnya termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tidak sampai 5% di tahun 2020.


Bank Indonesia (BI) kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penyebaran covid-19 menekan ekonomi global dan berdampak pada ekonomi Indonesia.

"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5,0-5,4% menjadi 4,2-4,6%," kata Perry di kantornya, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Penyebaran covid-19, kata Perry menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia, serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman. Menurut dia, prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi.


Hide Ads