Rupiah Babak Belur, Dolar AS Nyaris Rp 17.000

Rupiah Babak Belur, Dolar AS Nyaris Rp 17.000

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 24 Mar 2020 06:59 WIB
Illustrasi Rupiah Terhimpit Dollar
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Nilai rupiah kemarin kembali lemah tergencet nilai dolar AS yang makin menguat. Pada pembukaan dolar AS sudah bertengger di posisi Rp 16.550 nyaris mendekati Rp 17.000.

Analis menyebut, penguatan dolar AS yang semakin menjadi-jadi karena kepanikan pasar menghadapi perkembangan corona di dunia dan di Indonesia.

Lalu apakah dolar AS bisa tembus Rp 17.000?

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini memang sangat cepat dan di luar prediksi.

"Hari ini dolar AS bergerak di luar dugaan, ini karena pasar melihat penambahan jumlah orang yang terdampak corona semakin meningkat. Indonesia memang hari ini sedang berjuang melawan corona," kata Ibrahim saat dihubungi detikcom, Senin (23/3/2020).

Dia menjelaskan, apalagi dengan adanya rapid test yang akan dilakukan, dipastikan jumlah orang yang terdampak akan lebih tinggi. Hal ini membuat pasar panik hingga ada hasil dan kepastian dari penanganan yang dilakukan oleh pemerintah.

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan tercatat di level Rp 16.550 berdasarkan data Reuters atau menguat 4% sejak akhir pekan lalu. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dolar AS tercatat sebesar Rp 16.608.


Mengutip laman resmi beberapa bank, Senin (23/3/2020), BRI menjual dolar AS dengan harga Rp 16.835 pada pukul 09.06 WIB. Kemudian, dolar AS akan dibeli dengan harga Rp 16.265.

Bank pelat merah lain yakni Bank Mandiri masih menjual dolar AS Rp 16.200. Kemudian, dolar AS dibeli dengan harga Rp 15.900.


Rupiah Terus Ditekan

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan sementara itu dari dalam negeri jumlah orang yang positif virus corona di Indonesia meningkat menjadi 579.

Kemudian pasien yang meninggal menjadi 49 dan 30 orang dinyatakan sembuh. Hal ini terdeteksi setelah alat pendeteksi virus corona didatangkan dari China dan disebarkan ke rumah sakit baik pemerintah maupun swasta.

"Sedangkan yang belum terdeteksi kemungkinan masih cukup banyak sehingga wajar kalau arus modal kembali keluar dari pasar dalam negeri dan Imbasnya IHSG dan mata uang garuda terus tersungkur. Ada kemungkinan IHSG ke level terendahnya di 3.800 dan rupiah ke Rp 17.000," kata dia dalam keterangannya, Senin (23/3/2020).

Nilai dolar di posisi Rp 17.000 bisa terjadi karena kepanikan pasar belum mereda. Apalagi saat ini Bank Indonesia (BI) hanya bisa melakukan intervensi menggunakan instrumen domestic non deliverable forward (DNDF).


"Sehingga ini tidak mungkin bisa menangkal serangan virus corona secara global. Agak sulit memang karena yang panik pasar global," jelasnya.

Dia menyebutkan esok hari, dolar AS diprediksi di kisaran Rp 16.520 - Rp 16.900.



Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads