Komisi IV DPR Ungkap Stok Gula Kosong di Aceh hingga NTB

Komisi IV DPR Ungkap Stok Gula Kosong di Aceh hingga NTB

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 09 Apr 2020 13:46 WIB
gula
Ilustrasi Gula/Foto: iStock
Jakarta -

Kelangkaan stok gula masih terasa di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Komisi IV DPR RI. Akibatnya, harga gula di sejumlah daerah melambung jauh dari harga acuannya yakni Rp 12.500 per kilogram (kg).

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin dari fraksi PDIP mengungkapkan, Indonesia memang mengalami kelangkaan stok gula yang salah satunya disebabkan sulitnya memperoleh izin impor terutama untuk Perum Bulog.

"Saya sangat paham apabila Indonesia kekurangan gula putih. Beberapa waktu lalu di ratas Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan mengatakan stok gula cukup. Tapi cukupnya ada di mana saya nggak tahu, dan yang bersangkutan pun nggak tahu. Karena waktu itu ada persoalan kecil waktu ratas, maupun waktu memanggil distributor-distributor gula. Karena ditanyakan stoknya ada di mana itu bisa dijawab. Jadi saya tidak menyalahkan Bulog, karena saya sangat tahu sekali Bulog kesulitan (mengajukan impor)," kata Sudin dalam rapat virtual Komisi IV DPR RI dengan Perum Bulog, Kamis (9/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, anggota Komisi IV DPR RI Khalid dari fraksi Gerindra mengungkapkan, stok gula di gudang Bulog Aceh sudah kosong melompong. Hal tersebut menyebabkan harga gula tembus Rp 25.000/kg.

"Baru 2 hari COVID-19 harga gula di Aceh sudah Rp 25.000/kg. Baru saja saya meninjau gudang Bulog di Aceh, satu kilo pun tak ada gula," imbuh Khalid.

ADVERTISEMENT

Johan Rosihan dari anggota Komisi IV DPR RI dari fraksi PKS pun menyatakan hal serupa. Ia juga tak menemukan stok gula di gudang Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Gula di NTB saya cek di gudang Bulog masih kosong. Mereka masih menunggu keputusan dari pusat katanya," papar Johan.

Tak jauh dari wilayah DKI Jakarta, anggota Komisi IV DPR RI Slamet dari fraksi PKS menuturkan, stok gula di Cianjur, Jawa Barat juga kosong.

"Stok gula saya ke cabang Cianjur kosong," ucap Slamet.

Terakhir, anggota Komisi IV DPR RI Suhardi Duka dari fraksi Partai Demokrat mengusulkan agar fungsi Bulog sebagai pelaksana stabilisasi harga pangan dikembalikan. Selain itu, Bulog juga diberikan kemudahan dan berperan menjadi importir atas komoditas pangan yang sedang langka di Indonesia.

"Oleh karena itu saya berpendapat kembalikan fungsi Bulog untuk menstabilisasi harga pangan. Dan Bulog juga menjadi importir untuk komoditas-komoditas yang langka, misalnya bawang putih, gula, atau komoditas lain yang sangat dibutuhkan di 2020 ini," tutup Suhardi.




(ara/ara)

Hide Ads