Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Cianjur mencatat sekitar 10 ribu UMKM di Cianjur terimbas wabah COVID-19. Ada yang terpaksa setop sementara, dan ada yang bertahan dengan beralih produksi.
Kepala Diskoperindag Kabupaten Cianjur, Tohari Sastra, mengatakan, jumlah UMKM di Cianjur mencapai 24 ribu pelaku usaha, tetapi dampak ekonomi akibat pandemi Corona sangat besar, sehingga 50 persennya terkena imbas dari tingkat penjualan dan produksi.
"Ada 10 ribu UMKM yang terdampak, sebagian besar sudah merumahkan pegawainya. Ada yang berhenti produksi untuk sementara waktu, ada juga yang tetap bertahan," kata Tohari kepada detik.com, Kamis (23/4/2020).
Tohari menjelaskan, mayoritas UMKM yang terdampak ialah konveksi dan kerajinan tangan, sedangkan untuk usaha makanan masih bisa bertahan di tengah wabah ini.
Menurutnya, Pemkab Cianjur melalui Diskoperindag sudah melakukan pendataan untuk UMKM yang terdampak. Nantinya data itu akan dilaporkan ke Pemprov dan Pemerintah pusat agar mendapat bantuan.
Khusus dari Pemkab Cianjur lanjut dia, UMKM konveksi yang bertahan dengan beralih menjadi produksi masker akan dibeli hasil produksinya.
"Dari pusat dan provinsi kami upayakan agar UMKM ini dapat bantuan yang bisa meringankan beban mereka. Tapi untuk yang beralih ke produksi masker, kami akan beli untuk nanti disebarkan ke masyarakat yang berada di zona yang potensi penyebaran Coronya-nya tinggi," tuturnya.
Dampak ekonomi dari wabah corona untuk pelaku UMKM, dirasakan juga oleh Pengerajin Kancing di Kecamatan Naringgul, Cianjur.
Usup ( 55) pemilik UMKM produksi kancing, mengaku sejak sebulan lalu, produksknya terus mengalami penurunan. Bahkan dua pekan terakhir tidak ada yang nerima produksi kancing, karena pertokoan di Bandung yang biasa menerima hasil produksinya sudah tutup.
Ia pun terpaksa merumahkan 50 orang pekerjanya. Bahkan kemungkinan dalam waktu dekat dia akan menutup sementara tempat usahanya tersebut.
"Sekarang sudah tidak produksi, karyawan sebagian besar dirumahkan. Kalau kondisinya begini terus, kemungkinan tutup dulu hingga semuanya normal lagi," tuturnya.
(hns/hns)