.webp)
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah upaya agar harga gula turun. Salah satunya relokasi stok gula mentah yang ada di industri rafinasi untuk diolah menjadi gula konsumsi.
"Relokasi stok gula mentah yang ada di industri rafinasi 250 ribu ton untuk diolah gula kristal putih yang akan menjadi gula konsumsi masyarakat," terangnya kemarin.
Keputusan itu diambil lantaran pasokan gula di tingkat petani yang sudah kian menipis, sementara pasokan tambahan dari impor belum masuk. Di sisi lain, kebutuhan gula kian meningkat jelang Ramadhan di tengah pandemi virus Corona saat ini.
"Pemerintah menganggap teman-teman asosiasi rafinasi atau pabrik-pabrik gula rafinasi punya bahan baku yang ready, karena sudah di Indonesia bahan bakunya. Untuk itu kami ditugasin memproses bahan baku itu menjadi gula konsumsi," kata Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Bernardi Dharmawan kepada detikcom.
Gula mentah tersebut, lanjut dia, langsung diolah jadi gula konsumsi dengan kemasan yang berbeda. Produk siap konsumsi yang sudah dikemas kemudian langsung didistribusikan kepada konsumen, baik secara langsung maupun bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk operasi pasar. Salah satu yang sudah terlaksana, kata dia, ada di Serang, Banten.
"Salah satunya Angels Products, lokasinya di Serang, Banten. Itu sudah produksi dan sudah ada melakukan operasi pasar juga di wilayah Banten," jelasnya.
Operasi pasar yang digelar oleh pelaku usaha seperti Angels Products diharapkan bisa menekan harga gula yang saat ini sudah melambung tinggi, kembali sesuai HET di Rp 12.500/kg.
"Ada kita jual distributor, ada juga yang melakukan operasi pasar supaya penetrasi pasar langsung. Kita kerja sama juga dengan Disperindag Provinsi, minta bantuan dikawal satgas pangan di wilayah di Polda untuk operasi pasar," tandas dia.
(dna/dna)
