Ford memperkirakan kerugian total kerugian jika digabungkan dengan bunga, pajak, dan barang-barang totalnya mencapai US$ 5 miliar (Rp 77 triliun). Pabriknya di Amerika Selatan masih mengalami keuntungan dibandingkan di Amerika Utara yang telah merugi hingga US$ 1,9 miliar (Rp 29 triliun).
Pendapatan Ford pada kuartal pertama turun 15% menjadi US$ 34,3 miliar (Rp 532 triliun) akibat jumlah mobil yang terjual turun 21%.
Krisis ini memaksa Ford untuk menambahkan kas dengan tambahan pinjaman US$ 34 miliar (Rp 526 triliun). Pinjamannya berasal dari penarikan US$ 15 miliar (Rp 232 triliun) dari bank dan US$ 8 miliar (Rp 123 triliun) dalam bentuk obligasi.
Kesulitan yang dialami pabrik mobil saat ini akibat dampak krisis virus Corona. Sebagian besar terpaksa menunda produksinya dan jutaan pekerja pada sektor ini bahkan dirumahkan tanpa bayaran.
(ang/ang)