Boeing mengumumkan akan memangkas 10% atau sekitar 16.000 pegawainya setelah mengalami kerugian besar pada kuartal I akibat terdampak krisis virus Corona. Pegawai yang paling terdampak ada di unit pesawat komersil, sekitar 15% akan dipangkas.
Keputusan itu akan berlangsung pada akhir tahun 2020. Selain pemutusan hubungan kerja (PHK), Boeing juga telah menawarkan 70.000 pekerjanya untuk secara sukarela mengundurkan diri. Hal ini demi mempersiapkan perusahaan dalam menghadapi kerugian pada kuartal II.
Menurut CEO Boeing Dave Calhoun, permintaan perjalanan telah anjok 90% di seluruh dunia dan menyebabkan pesawat seluruh maskapai terparkir. Serta sebagian menunda permintaan pesawat baru dari Boeing.
"Permintaan untuk perjalanan maskapai komersial telah terjun bebas. Pandemi ini juga berdampak besar bagi bisnis kami," kata Calhoun. Dikutip dari CNN, Kamis (30/4/2020).
Kerugian yang dialami Boeing sebesar US$ 1,7 miliar setara Rp 25 triliun (kurs 15.000/ dolar US). Setelah permintaan atas 737 Max yang anjlok diikuti pembatalan dan penundaan pesawat lainnya. Hal tersebut memaksa Boeing mengurangi produksi dua jet besar, 787 Dreamliner dan 777.
Boeing akan memangkas produksi 787 Dreamliner menjadi tujuh per bulan di 2022. Sedangkan pesawat 777 yang akan memulai versi baru, akan dipotong menjadi tiga sebulan.
CFO Boeing Greg Smith mengharapkan Boeing dapat membuka kembali pabriknya dan mulai mengirim kembali pesawat pesanan maskapai. Namun, dia mengungkap laju pembuatan dan pengiriman diperkirakan akan lebih lambat dan akan terus mempengaruhi kas perusahaan.
Calhoun mengatakan bahwa ketidakpastian pasar dapat mendorong kembali proses pengambilan keputusan perusahaan. Boeing akan terus bekerja untuk mengembangkan pesawat baru meskipun kondisi pasar sulit.
Simak Video "Video Reaksi Bos Boeing soal Pesawatnya Dikembalikan China Imbas Tarif Trump"
[Gambas:Video 20detik]