Dahsyat! Hantaman Corona Bikin Dunia Rugi US$ 9 Triliun

Dahsyat! Hantaman Corona Bikin Dunia Rugi US$ 9 Triliun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 30 Apr 2020 12:10 WIB
Total kasus virus Corona di Singapura telah melampaui 13 ribu kasus. Dengan jumlah tersebut Singapura menjadi negara kasus Corona tertinggi di Asia Tenggara.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Penyebaran COVID-19 di berbagai negara telah membuat perekonomian dunia melemah. Selain itu, akibatnya kerugian yang ditanggung oleh berbagai negara mencapai triliunan dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kerugian akibat pandemi COVID-19 ini mencapai US$ 9 triliun pada periode 2020-2021.

"Kerugian akibat COVID telah mencapai US$ 9 triliun untuk periode 2020-2021. Kerugian ini terjadi akibat kontraksi pada ekonomi dunia dan berbagai kondisi sosial seperti pemutusan hubungan kerja (PHK)," kata Sri Mulyani dalam RDP virtual dengan komisi XI DPR RI, Kamis (30/4/2020).

Dia mengungkapkan angka US$ 9 triliun ini setara dengan ekonomi Jerman dan Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Betapa dahsyatnya pandemi ini dalam waktu yang begitu singkat kurang dari 1 kuartal menyapu perekonomian dunia," jelas dia.



Selain itu dampak ke sektor riil dan masyarakat paling besar terjadi di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan data klaim pengangguran mencapai 26 juta dalam waktu 5 minggu. Ini artinya dalam satu bulan terjadi PHK yang begitu luas. Kemudian ditambah dengan consumer confidence yang terendah sejak 2011 serta penjualan ritel yang minus 6,2%.

Sri Mulyani mengatakan di Eropa Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur di Eropa terjadi kontraksi, bisnis confidence yang rendah dan penjualan ritel drop hingga minus 5,8%.

Kemudian di Asia khususnya China, pertumbuhan ekonominya -6,8% terendah sejak 1992 padahal di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jin Ping China tahun ini akan mendeklarasikan diri menjadi negara yang keluar dari kemiskinan. Namun penjualan ritel di China saja turun -18,9%. Lalu Jepang juga mengalami kontraksi.

"Dalam hal ini tidak ada lagi pertanyaan apakah COVID-19 berdampak dahsyat ke ekonomi negara atau dunia. Sekarang waktunya bagaimana mengurangi mitigasi ketidakpastian karena belum tahu kapan COVID-19 akan selesai. Beberapa berita ditemukannya antivirus ini memberikan harapan dan sentimen positif," jelas dia.




(kil/eds)

Hide Ads